Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari Sebelum Meninggal di Tangan Seniornya, Taruna ATKP Sempat Terima Telepon 3 Kali

Kompas.com - 06/02/2019, 15:13 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Sehari sebelum meninggal dianiaya seniornya, taruna tingkat pertama Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP), Aldama Putra Pangkolan (19) mendapat telepon dari seniornya.

Bahkan, korban sempat disuruh ke daerah Antang, namun dilarang oleh orang tuanya.

Hal tersebut diungkapkan ayah korban, Pelda Daniel Pongkala yang merupa anggota TNI AU ketika dikonfirmasi di rumah duka di Kompleks Leo Wattimena AURI, Sultan Hasanuddin, Rabu (6/2/2019).

Menurut Daniel, dirinya sempat emosi melihat anaknya tertekan saat menerima telepon dari seniornya.

“Jadi Sabtu malam waktu anak saya pulang menginap di rumah, dia dapat telepon dari temannya disuruh ngumpul di Antang. Anak saya itu sebut siap senior dan sampai 3 kali terima telepon dari orang yang sama. Anak saya itu juga bilang, tidak bisa datang ke Antang karena saya larang. Sempat saya yang mau bicara sama itu penelpon, tapi dimatikan. Jadi ada 3 kali itu telepon masuk dari seniornya dan anak saya selalu bilang siap salah senior,” ungkap Daniel.

Baca juga: Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Terkait Tewasnya Taruna ATKP Makassar

Daniel pun melaporkan kejadian itu ke aparat kepolisian, karena kecurigaan terhadap kematian anaknya. Pihak kampus ATKP menyatakan bahwa Aldama meninggal karena terjatuh di kamar mandi. Namun, terdapat beberapa luka lebam di tubuhnya tanda bekas penganiayaan.

“Jadi saya dapat kabar, setelah anak saya meninggal. Saya dapat informasi, bahwa saat anak saya kritis setelah dipukuli senior-seniornya. Para pelaku pun panik dan berupaya memberikan bantuan pernafasan dan memberinya minyak kayu putih saat dirawat di poliklinik. Anak saya katanya meninggal saat perjalanan ke RS Sayang Rakyat di samping Tol Revormasi,” bebernya.

Sebelumya diberitakan, seorang taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP), Aldama Putra Pangkolan (19) tewas dengan sekujur tubuh penuh luka lebam setelah dianiaya seniornya di dalam kampus.

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan seorang tersangka, Muhammad Rusdi (21) taruna tingkat 2 ATKP Makassar

Korban tewas dianiaya seniornya hanya karena ia melanggar tidak mengenakan helm saat mengendarai motor di dalam kampus ATKP, Jl Salodong, Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.

Saat Minggu malam itu, korban baru tiba di kampus setelah Izin Bermalam Luar (IBL) yang dilakukan setiap Sabtu dan Minggu.

Selanjutnya, korban dibawa masuk ke dalam sebuah barak dan di situlah dianiaya oleh seniornya. 

Kompas TV <strong>Polrestabes Makassar menetapkan MR, taruna angkatan kedua Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) sebagai pelaku atas tewasnya sang adik kelas, Aldama Putra Pangkolan.</strong> <strong>Sebelum meregang nyawa, korban dianiaya di dalam kampus setelah dinilai melanggar aturan dengan tidak memakai helm seusai izin bermalam. Polisi telah memeriksa 22 saksi, termasuk menetapkan MR sebagai tersangka.</strong>

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com