Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timses Jokowi-Ma'ruf Amin: Sudah Saatnya Pak Jokowi Menyerang

Kompas.com - 06/02/2019, 14:17 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com — Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengomentari fenomena calon presiden RI nomor urut 01 Joko Widodo yang belakangan dalam pidatonya kerap terlihat agresif menyerang kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dedi mengatakan, Jokowi sebagai capres petahana dinilai sudah terlalu sering bertahan.

“Kalau kata orang Betawi, elu jual gua beli. Memang sudah saatnya, Pak Jokowi menyerang,” kata Dedi saat ditemui di Hotel Preanger, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Rabu (6/2/2019).

Lebih lanjut Dedi menjelaskan, tuduhan-tuduhan yang dilancarkan oleh kubu pendukung capres-cawapres nomor urut 02 kepada Jokowi dinilainya sudah terlalu berlebihan.

“Kalau terus bertahan dalam serangan membabibuta, maka akan membangun perspektif pemikiran publik. Kalau berita bohong terus-terusan disebarkan, data bohong terus-terusan disebarkan, maka publik akan mengasumsikan apa yang diterima adalah benar,” ujarnya.

Baca juga: Jokowi Lebih Agresif, Agum Gumelar Bilang Mungkin Hilang Kesabaran

Selain itu, Dedi mengatakan, serangan-serangan yang dilakukan oleh Jokowi diharapkan bisa memberikan energi baru bagi para pendukungnya, terutama yang bergerak dalam tim kampanye daerah.

“Kalau dalam strategi tinju, defense terus lama-lama penonton khawatir. Pak Jokowi juga harus bangkit untuk menunjukkan calon kita berani. Jadi itu adalah bagian dari keinginan orang-orang di sekitar Pak Jokowi yang berharap Pak Jokowi bukan hanya bisa bertahan, tapi juga bisa menyerang,” tandasnya.

Baca juga: Kini Mulai Agresif, Mengapa Jokowi Berubah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com