Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Menteri Susi untuk Nelayan Prigi: Harusnya Nelayan Itu Pintar, tapi Kok Bodoh...

Kompas.com - 06/02/2019, 10:49 WIB
Slamet Widodo,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TRENGGALEK, KOMPAS.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengkritik nelayan di perairan Prigi, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, yang lebih memilih menjual bibit lobster (benur) hasil perburuan ke negara lain. 

Dalam pertemuannya dengan ratusan nelayan perairan Prigi tersebut, menteri nyentrik ini mengungkapkan kekecewaannya dan kritikannya lantaran perburuan bibit lobster masih marak terjadi. 

“Sebetulnya saya malas berkunjung ke pesisir selatan Jawa utamanya Trenggalek ini. Karena masih banyak nelayan yang masih melanggar peraturan menteri,” ujar Susi mengawali pidato sambutannya, Selasa (5/2/2019).

Menteri Susi menganggap nelayan yang masih melakukan perburuan benur adalah nelayan bodoh. Sebab, para pemburu benur masih mau dibodohi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Nelayan Ini Kritik Menteri Susi di Hadapan Presiden Jokowi

 

Dikhawatirkan, maraknya perburuan bibit lobster mengancam kelangsungan ekosistem lobster di teluk Prigi dan sekitarnya.

“Kudune nelayan (oknum) itu pinter, tapi kok bodoh. (Harusnya nelayan itu pintar, tapi kok bodoh)," kata Menteri Susi dengan nada tinggi.

"Benur (jenis) mutiara dijual oknum nelayan Rp 10.000 sampai Rp 40.000 (per pak). Kemudian bandar menjual Rp 150.000 (per pak). Disebar ke Vietnam, dibesarkan, dijual seharga Rp 4 juta. Perlu diketahui,” ujar Menteri Susi disambut tepuk tangan para nelayan yang hadir.

“Lobster besar itu memangnya datangnya dari mana? Ya dari benur itu. Lha kalau benurnya diambil, memangnya lobster lahir dari batu,” imbuhnya.

Baca juga: Polairud Polda Jabar Amankan 9575 Bayi Lobster Senilai Rp 2 Miliar

Menurut dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berusaha memberantas perburuan benur lobster ini mulai dari pemburu, pedagang hingga pengepul, sebab melanggar peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan. 

Menteri Susi menambahkan, apabila nelayan tidak segera menghentikan perburuan benur maka akan diproses secara hukum, dan segala bantuan untuk nelayan Trenggalek akan dibekukan.

“Ke depan, tidak ada oknum aparat, oknum PNS, yang ikut bermain. Setelah ini, apabila masih ada nelayan yang melanggar, kami proses,” ujar Susi Pudjiastuti.

Kritik jaring nelayan

Selain itu, Susi Pudjiastuti juga menyinggung para nelayan setempat yang masih kurang tepat dalam menangkap ikan.

Pihaknya menemukan jaring yang digunakan oleh nelayan perairan Prigi terlalu rapat sehingga ikan yang masih kecil dan seharusnya bisa berkembang besar ikut terjaring.

Baca juga: Menteri Susi: Mau Kampanye Makan Ikan di Banyuwangi, Malah Ketagihan Durian Pelangi

“Dulu (kerapatan jaring) sekitar 2,5 inchi, sekarang 1,25 inchi. Lama-lama kelambu nyamuk dipakai jaring,” ucap Susi disambut tepuk tangan dan tawa para pengunjung.

Dalam sambutannya, Menteri Susi juga menyampaikan jika teluk Prigi merupakan yang wilayah perikanan terbaik di pesisir selatan Pulau Jawa.

Maka dari itu, dia mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kelestarian aneka satwa air laut dan bisa dinikmati oleh anak cucu.

“Teluk yang terlindungi di Trenggalek ini adalah anugrah, dan ini yang terbaik di pesisir selatan Jawa,” pungkas Susi Pudjiastuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com