SOLO, KOMPAS.com – Kota Solo dikenal sebagai salah satu dari lima kota di Indonesia yang menggelar perayaan Tahun Baru Imlek secara meriah.
Selama sebulan, di kawasan Pasar Gede Solo terpasang ribuan lampion untuk memperingati pergantian tahun baru berdasarkan perhitungan bulan ini.
Lampion-lampion yang menyala di malam hari menarik banyak wisatawan, baik dari dalam maupun luar Kota Solo untuk sekadar menikmati meriahnya cahaya merah di tengah gelapnya malam.
Tak hanya di malam hari, rupanya banyak juga wisatawan yang berkunjung saat siang hari untuk berfoto-foto di bawah susunan warna-warni lampion khas Imlek yang ada.
Tahun ini bukan merupakan kali pertama, Pemasangan lampion di kawasan Pecinan Solo ini sudah dilakukan sejak bertahun-tahun lalu. Saat ini, lampion Pasar Gede sudah menjadi ikon wisata tahunan tersendiri bagi Kota Solo.
Banyaknya wisatawan yang datang, tentu menjadi peluang usaha bagi siapa pun yang mau memanfaatkannya. Banyak warga sekitar yang membuka lapak kecil menjual berbagai jajanan juga minuman.
Namun, ternyata bukan hanya masyarakat Solo yang kecipratan rezeki dari adanya lampion Pasar Gede ini, melainkan serombongan penjual pernak-pernik barongsai dari Cirebon, Jawa Barat.
Baca juga: Grebeg Sudiro 2019, Warga Padati Kawasan Pasar Gede Solo Jelang Imlek
Jika Anda berkunjung ke sekitar Pasar Gede saat lampion terpasang, maka Anda akan banyak menjumpai para pedagang mainan barongsai warna-warni di banyak titik.
Bisa dibilang, jalan lima langkah dari depan Balai Kota Solo, maka kita akan bertemu dengan susunan barongsai yang dijajakan para pedagang asal Cirebon ini.
Kompas.com berkesempatan bertemu dengan beberapa pedagang mainan barongsai, salah satunya adalah Arwanto.
Ditemui di depan kelenteng yang terletak di sebelah selatan Pasar Gede, Arwanto menyebut bahwa semua pedagang mainan barongsai di sana berasal dari Kota Udang, Cirebon.
"Saya dari Cirebon, semuanya (pedagang mainan barongsai) yang ada di sini juga dari Cirebon," kata Arwanto.
Ia mengaku semua mainan yang dijajakannya merupakan hasil produksi sendiri, bukan berasal dari sentra yang kemudian ia ambil untuk dijual.
Momen Imlek, menurut Arwanto, menjadi ladang rezeki tersendiri karena setiap harinya ia bisa menjual setidaknya 60 mainan barongsai.
Baca juga: Wali Kota Solo Pastikan Lampion Pasar Gede Tetap Ada meski Ada Protes
Ia menjual dua jenis mainan, satu berukuran kecil dan dihargai sekitar Rp 15 ribu-Rp 20 ribu, sementara yang besar adalah topeng barongsai yang ia jual seharga Rp 30 ribu.