SURABAYA, KOMPAS.com - Lilin berbagai ukuran tertata rapi di dalam Kelenteng di Jalan Cokroaminoto Surabaya, Senin (4/2/2019). Lilin tersebut ditata rapi di sekitar 10 altar pemujaan.
Ada lilin yang setinggi puluhan centimeter, ada juga lilin setinggi lebih dari 3 meter dengan diameter tertentu.
"Satuan lilin kita menyebutnya Taki. Kalau yang itu, 1.000 taki," kata Sudiman pengurus Kelenteng Hon San Koo, sambil menunjuk lilin setinggi lebih dari 3 meter.
Lilin-lilin tersebut adalah milik umat Tionghoa yang akan bersembahyang Imlek di Klenteng yang terkenal dengan nama Kelenteng Cokro tersebut. Di bagian bawah lilin terdapat nama pemilik lilin.
"Biasanya satu lilin untuk beberapa orang. Karena itu nama di bawah lilin biasanya nama untuk satu keluarga," jelasnya.
Baca juga: Kelenteng Tien Kok Sie Solo Persiapkan Ritual Mandi Budha untuk Sambut Imlek
Lilin yang dipasang untuk penerangan altar tersebut juga berjumlah dua untuk satu nama orang. "Sama dengan memasang lampion, harus minimal sepasang atau dua," terangnya.
Lilin-lilin itu terus dinyalakan hingga tubuh lilin habis meleleh. Di Kelenteng Cokro kata dia, lilin dinyalakan hanya saat kelenteng dibuka untuk sembahyang.
Hal itu untuk mencegah risiko kebakaran kelenteng. "Sudah umum berita kelenteng terbakar karena lilin. Kita tidak ingin seperti itu," ujarnya.
Semakin besar dan tinggi lilin, semakin lama juga waktunya menyala. Lilin ukuran besar menurutnya maksimal menyala hingga sembilan sampai 10 bulan.
Baca juga: Makna Aneka Makanan dan Buah-buahan di Kelenteng Saat Imlek
Bagi Hardiono, lilin yang dipasang di sekitar altar kelenteng bukan sekadar untuk menerangi altar. Lebih dari itu, dia memaknai sebagai penerang jalan kehidupan pemiliknya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.