Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sesajian dan Makna dalam Sembahyang Perayaan Imlek

Kompas.com - 04/02/2019, 16:47 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Perayaan Imlek bagi masyarakat Konghucu tidak lepas dari persembahyangan. Dalam sembahyang kepada leluhur pun tak lepas dari sesajian. Semua sajian yang disajikan itu mengandung makna atau arti.

Rohaniawan Konghucu Solo Ws Adji Chandra mengungkapkan, sesajian dalam bentuk masakan harus terdiri tiga macam daging (sham sing). Tiga sajian itu antara lain, ayam ingkung, ikan bandeng dan daging babi.

"Ayam itu simbol hewan yang rajin. Jadi, kita itu diharapkan seperti ayam bagitu matahari terbit langsung bekerja," jelas Adji ditemui Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Senin (4/2/2019).

Adji melanjutkan ikan bandeng adalah sajian yang tidak pernah habis dimakan. Karena setelah dimakan pasti menyisakan durinya. Duri ikan tersebut mengartikan sebagai rejeki.

Baca juga: Kelenteng Tien Kok Sie Solo Persiapkan Ritual Mandi Budha untuk Sambut Imlek

"Kalau memberikan sajian di alter tidak boleh menggunakan bandeng presto. Harus bandeng yang fresh (segar)," ungkapnya.

Kemudian, rejeki tersebut disisihkan atau dikumpulkan dengan cara ditabung. Tabungan ini disimbolkan dalam sajian daging babi. Pasalnya, babi sebagai simbol tabungan (kemakmuran).

"Kalau kita melakukan tiga hal itu hari depan kita akan lebih baik," ujarnya.

Sajian pelengkap

Selain itu, lanjut pengasuh Makin Solo, juga ada sajian berupa buah-buahan. Paling tidak buah yang wajib ada adalah pisang dan jeruk. Kedua buah tersebut mengandung makna mengundang rejeki datang.

Baca juga: Kelenteng Tien Kok Sie, Pusat Peringatan Imlek di Kota Solo...

Sajian pelengkap ada dari jajanan pasar. Minimal ada tiga jenis jajanan pasar yang disajikan dalam altar. Pertama adalah kue wajik atau makanan yang terbuat dari ketan. Ketan teksturnya lengket.

"Kita diharapkan akrab dengan saudara dan orang lain. Kita bisa mengumpulkan rejeki sampai mengunung-gunung karena wajik ini tidak kita potong-potong, tapi bentuknya tumpeng," terangnya.

Kedua, kue kura atau dikenal kue Ku. Kue ini bentuknya seperti tempurung kura-kura. Kue ini merupakan simbol panjang umur. Ketiga, kue mangkuk (bolu kukus) yang melambangkan rejeki terus datang dan banyak.

Adji menambahkan, dalam perayaan Imlek juga biasanya di kanan kiri pintu masuk Litang (tempat ibadah umat Konghucu) maupun kelenteng terpasang tebu. Tebu ini beruas-ruas yang mengandung arti rejeki yang diharapkan terus datang hingga ke anak dan keturunannya.

Baca juga: Makna Aneka Makanan dan Buah-buahan di Kelenteng Saat Imlek

"Ada sajian khas saat Imlek, yaitu kue keranjang. Kue keranjang ini keluar hanya pada saat Imlek. Kue keranjang ini dibuat orang-orang Cina pada saat musim dingin karena tidak bisa beraktivitas keluar. Maka mereka menyiapkan kuliner yang bisa dimakan setelah musim dingin selesai," ujar dia.

Ada pula sajian berupa manisan. Sajian manisan ini simbol agar kehidupan itu terus manis. Selain manisan, ujar Adji, beberapa masyarakat Tionghoa masih ada yang menggunakan lobak sebagai sajian Imlek. Lobak ini merupakan simbol ketenangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com