Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Aneka Makanan dan Buah-buahan di Kelenteng Saat Imlek

Kompas.com - 04/02/2019, 14:24 WIB
Heru Dahnur ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com — Silvia (40) dengan telaten menaruh satu per satu buah-buahan yang dibawanya dari rumah.

Sehari menjelang Imlek, Senin (4/2/2019), ia mendatangi Kelenteng Kwan Tie Miau di pusat Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

"Beberapa buah-buahan untuk sesajian. Seperti jeruk dan apel bagian dari doa untuk kesejahteraan dan kedamaian," kata Silvia kepada Kompas.com di Kelenteng Kwan Tie Miau.

Pergi ke Kelenteng, Silvia tidak sendirian. Dia ditemani suami dan satu anaknya. Setelah menata buah-buahan di meja altar, dia pun melaksanakan ritual sembahyang.

Asap dupa mengepul saat ritual sembahyang dilakukan. Para jemaah mulai mendatangi kelenteng sejak pagi hari.

Umumnya para jemaah membawa beraneka makanan untuk ditaruh di meja altar. Selain apel dan jeruk, juga ada buah naga, pir, dan anggur.

Selain buah, jemaah juga membawa makanan, seperti ayam rebus, udang, dan daging.

Baca juga: Grebeg Sudiro 2019, Warga Padati Kawasan Pasar Gede Solo Jelang Imlek

Menurut Silvia, makanan tersebut mewakili tiga unsur alam, yakni udara, laut, dan darat.

"Dalam doa kami berharap semua unsur mendatangkan kedamaian dan limpahan rezeki bagi umat manusia," ujarnya.

Bagi Silvia, corak warna cerah menjadi pilihan karena diyakini sebagai simbol keberuntungan. Buah jeruk yang berwarna kuning keemasan, misalnya, lekat dengan makna kemakmuran.

Lebih dari seabad

Kelenteng Kwan Tie Miau merupakan kelenteng bersejarah yang menjadi pusat perayaan Imlek di Pangkal Pinang. Kelenteng ini dibangun pada tahun 1846 Masehi.

Kelenteng Kwan Tie Miau di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (4/2/2019).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Kelenteng Kwan Tie Miau di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (4/2/2019).

Konon, Kwan Tie Miau dibangun para pengusaha tambang timah Bangka yang mendapat restu langsung dari imperium Manchu yang kala itu menguasai Tiongkok.

Saat ini, Kwan Tie Miau menjadi salah satu destinasi budaya yang tercatat di agenda pariwisata pemerintah daerah. Jemaah yang datang untuk bersembahyang berasal dari aliran Konghuchu dan Buddha.

Sejarawan Pangkal Pinang Akhmad Elvian mengatakan, jemaah yang datang ke Kelenteng pada umumnya membawa beraneka sesajian. Untuk itu, ada nampan kebersamaan yang berisi makanan atau hasil panen.

"Nampan kebersamaan berbentuk bulat bulat atau segi delapan berisi permen, kacang-kacangan atau biji-bijian, dan buah kering," ujar mantan Kepala Dinas Pariwisata Pangkal Pinang itu.

"Makanan keberuntungan yaitu mi yang tidak dipotong sebagai simbol panjang umur. Kemudian ada kue bola yang mirip bentuk uang Tiongkok," tambahnya.

Baca juga: Kelenteng Tien Kok Sie, Pusat Peringatan Imlek di Kota Solo...

Informasi yang dirangkum Kompas.com dari petugas kelenteng menyebutkan, seluruh makanan yang disajikan di altar persembahan bisa dinikmati para jemaah. Jika masih banyak yang tersisa, lazimnya makanan itu dibagikan kepada mereka yang membutuhkan seusai perayaan Imlek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com