Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Erupsi Gunung Karangetang, Aliran Lava ke Sungai Malebuhe hingga Status Siaga Darurat 90 Hari

Kompas.com - 04/02/2019, 09:45 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aktivitas guguran lava Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, terpantau mengalami peningkatan sejak Sabtu (2/2/2019) pukul 06.00-12.00 Wita.

Petugas pos pengamatan Gunung Karangetang sempat mencium bau belerang, namun asap kawah tak teramati dengan jelas.

Sementara itu, kegempaan tercatat telah terjadi 19 kali dengan amplitudo 3-8 milimeter dengan durasi 35-80 detik.

Warga di sekitar lereng gunung terpaksa dievakuasi menyusul peningkatan aktivitas gunung di Manado itu. Status Gunung Karangetang masih level III atau siaga.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Guguran lava ke arah Sungai Malebuhe

Lava pijar meluncur dari kawah Gunung Api Karangetang saat erupsi.Kompas.com/Ronny Adolof Buol Lava pijar meluncur dari kawah Gunung Api Karangetang saat erupsi.

Pos Pengamatan Gunung Karangetang mencatat, secara visual gunung kabut 0-I hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.

"Bau belerang tercium sampai ke pos pengamatan. Visual dari Kampung Batubulan, teramati ujung guguran atau leleran ke arah Kali Malebuhe lebih kurang 2.500 meter dari puncak kawah 2," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Karangetang, Didi Wahyudi P Bina, dalam keterangan tertulis, Sabtu, (2/2/2019).

Untuk itu, petugas menetapkan status Gunung Karangetang di Manado adalah Siaga III atau siaga.

"Hingga saat ini tingkat aktivitas Gunung Karangetang masih level III atau siaga," tambah Didi.

Baca Juga: Guguran Lava Gunung Karangetang Meningkat, Aliran ke Arah Kali Malebuhe 

2. Intensitas kegempaan Gunung Karangetang

Kepulan asap dari kawah Gunung Karangetang, dari sisi Utara, Kecamatan Siau Barat Utara pada Desember 2018 lalu.KOMPAS.com/SKIVO MARCELINO MANDEY Kepulan asap dari kawah Gunung Karangetang, dari sisi Utara, Kecamatan Siau Barat Utara pada Desember 2018 lalu.
Berdasar pantauan petugas pada Sabtu (2/2/2019), kegempaan guguran terjadi 19 kali, amplitudo 3-8 milimeter dengan durasi 35-80 detik.

"Sedangkan, hembusan jumlah 14, amplitudo 20-52 milimeter, durasi 25-50 detik. Hybrid atau fase banyak jumlah 9, amplitudo 5-8 milimeter, S-P 0 detik, durasi 12-15 detik," kata Didi.

Ia menambahkan, untuk vulkanik dangkal jumlah 4, amplitudo 3-5 milimeter, durasi 12-15 detik.

"Tektonik jauh jumlah 2, amplitudo 30-52 milimeter, S-P 17-20 detik, durasi 110-190 detik. Juga terjadi tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 0,25 milimeter (dominan 0,25 milimeter)," ujarnya.

Baca Juga: Gunung Api Karangetang, Sang Penjaga Pulau Siau

3. Petugas evakuasi warga 

Lelehan lava Gunung Karangetang tampak menghanguskan sejumlah pepohonan yang dilintasinya, Sabtu (2/2/2019).Dokumen Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Lelehan lava Gunung Karangetang tampak menghanguskan sejumlah pepohonan yang dilintasinya, Sabtu (2/2/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com