Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Karangetang Keluarkan Asap, Bau Belerang, hingga Suara Gemuruh

Kompas.com - 03/02/2019, 12:28 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.comGunung Karangetang terus mengeluarkan asap. Warna asapnya kerap berubah, mulai dari putih, putih kebiruan, hingga kelabu.

Selain itu, gunung yang berlokasi di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, ini juga mengeluarkan suara gemuruh, gas, dan bau belerang.

Pos Pengamatan Gunung Karangetang mencatat, secara visual gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III.

"Asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia Prama Tatipang, dalam keterangan tertulis, Minggu (3/2/2019).

Baca juga: Gunung Api Karangetang, Sang Penjaga Pulau Siau

Di kawah utama, lanjut dia, juga keluar asap putih kebiruan dengan tebal tekanan gas sedang sampai kuat lebih kurang 50 meter.

"Bau belerang tercium lemah. Asap kebiruan condong menyebar di lereng bagian selatan tenggara dari tubuh gunung," ujar Yudia.

Sementara di kawah 2, lanjut dia, keluar asap putih tipis hingga sedang.

"Tekanan gas lemah sampai sedang tinggi lebih kurang 50-100 meter. Suara gemuruh lemah sampai agak kuat sering terdengar dan disertai embusan asap putih kelabu tinggi lebih kurang 300 meter," katanya.

Yudha juga mengatakan, kegempaan guguran terjadi sebanyak 34 kali dengan amplitudo 3-12 milimeter dan durasi 30-55 detik.

"Embusan jumlah 21, amplitudo 6-54 milimeter, durasi 20-65 detik. Vulkanik dangkal jumlah 2, amplitudo 10-20 milimeter, durasi 5 detik," tambahnya.

Untuk tektonik jauh, lanjut Yudha, hanya terjadi sekali dengan amplitudo 45 milimeter dan durasi 75 detik.

"Tremor menerus (microtremor), terekam dengan amplitudo 0,25 milimeter (dominan 0,25 milimeter. Tingkat aktivitas Gunung Karangetang masih sama, Level III atau Siaga," ujar Yudia.

Dia mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan rekomendasi agar warga di sekitar Gunung Karangetang dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan beraktivitas pada radius 2,5 kilometer dari kawah 2 (utara) dan perluasan ke sektor selatan, tenggara, barat, dan barat daya sejauh 3 kilometer.

Warga juga diminta menyiapkan masker penutup hidung dan mulut jika terjadi hujan abu.

Selain itu, warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang selama musim hujan agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman lahar hujan dan banjir bandang, terutama di sepanjang bantaran Kali Batuawang hingga ke pantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com