Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang Januari, RSUD Polewali Mandar Rawat 21 Pasien DBD

Kompas.com - 01/02/2019, 11:07 WIB
Junaedi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Memasuki musim penghujan, penyakit demam berdarah dengue (DBD) kembali berjangkit di Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar). 

RSUD Polewali Mandar mencatat merawat 21 pasien DBD sepanjang Januari 2019, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Minimnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan diduga jadi salah satu pemicu penyakit tahunan ini.

Kepala Tata Usaha RSUD Polewali Mandar Andi Hizbullah mengatakan, jumlah pasien tersebut terdiri atas 14 orang dewasa dan 4 diantaranya adalah pasien anak-anak yang dirawat terpisah di bangsal anak.

Hingga Jumat (1/2/2019), sebanyak enam pasien masih menjalani perawatan intensif. Sementara pasien lainnya sudah boleh pulang. 

Baca juga: Kasus DBD di Palopo, 12 Orang Menjalani Perawatan

Menurut Andi, minimnya pengetahuan warga akan penyakit DBD membuat sebagian besar pasien dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi sudah parah. 

"Sesuai dari hasil laboratorium dan diagnosa dokter mereka dinyatakan positif terjangkit DBD,"jelas Hizbullah

Rata-rata pasien mendapatkan perawatan selama seminggu. Pasien diperbolehkan pulang jika demamnya sudah turun dan bintik merah sudah hilang. 

Salah satu pasien bernama Azzharah (12), warga Kelurahan Pekkabata, sudah empat hari dirawat di ruang perawatan anak Asoka.

Baca juga: Dalam 2 Minggu, Kasus DBD di Jombang Meningkat Tajam

 

Menurut keluarga, awalnya pasien sempat diberi pertolongan pertama dengan memberi obat. Namun suhu badannya tidak kunjung turun.

Pihak keluarga akhirnya membawanya ke puskesmas setempat. Karena tak kunjung sembuh setelah mendapat perawatan ia dirujuk ke rumah sakit.

"Sejak ditangani rumah sakit, Alhamdulillah, kondisinya sudah mulai membaik dan stabil," kata Riang, nenek pasien.

Fogging tidak efektif

Kepala Dinas Kesehatan Polewali Mandar Suaib mengatakan, saat ini ada lima orang pasien Puskesmas terjangkit DBD yang masih menjalani perawatan, yakni dua pasien dari Puskesmas Campalagian dan tiga pasien dari Puskesmas Pekkabata.

"Kalau yang dicatat oleh rumah sakit mungkin itu pasiennya langsung ke rumah sakit, tanpa melalui puskesmas setempat," katanya.

Baca juga: Cegah Penyebaran DBD, Pemkot Manado Bentuk Tim Pemantau Jentik

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Polewali Mandar telah melakukan upaya penyemprotan atau fogging di wilayah endemik DBD seperti di Binuang, Pekkabata dan Manding.

Dinkes juga telah mengeluarkan surat edaran ke setiap Puskesmas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya nyamuk aedes aegypti yang bisa menimbulkan penyakit demam berdarah.

"Penyemprotan tidak bisa menyelesaikan masalah karena yang dibunuh hanyalah induk nyamuknya DBD, tapi tidak membunuh jentiknya," katanya.

Olehnya itu, ia menghimbau kepada warga agar tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan menerapkan sistem 3 M, yakni menguras bak penampungan air, menutup tempat penampungan dan mengubur barang bekas yang hisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com