Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD di Palopo, 12 Orang Menjalani Perawatan

Kompas.com - 01/02/2019, 08:19 WIB
Amran Amir,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com - Cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir, membuat warga kota Palopo, Sulawesi Selatan, mulai terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Palopo mencatat sedikitnya 12 orang selama pekan terakhir di bulan Januari 2019 terjangkit DBD yang tersebar di 4 kecamatan. Para penderita tersebut menjalani pengobatan di sejumlah rumah sakit dalam kota Palopo.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan kota Palopo San Ashari mengatakan bahwa 12 penderita DBD tersebut masing-masing kecamatan Bara 2 kasus, kecamatan Mungkajang 1 kasus, kecamatan Wara 2 kasus dan kecamatan Wara Timur 7 kasus.

“Jika dibandingkan Januari tahun 2018, kasus DBD di Kota Palopo meningkat, yakni sebanyak 8 kasus, sementara Januari tahun 2019 sebanyak 12 kasus, peningkatan ini belum signifikan,” kata San Ashari, Kamis (31/01/2019).

Baca juga: Dalam 2 Minggu, Kasus DBD di Jombang Meningkat Tajam

Untuk menghindari penyebaran DBD agar tidak meluas, Dinas Kesehatan kota Palopo mengharapkan masyarakat agar melakukan 3 M atau Menguras, Menutup dan Mengubur, selain itu Dinas Kesehatan akan turun ke rumah warga melakukan sosialisasi dan melakukan pembersihan lingkungan secara serentak.

“Kami melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap virus yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti itu, salah satu langkah yang dianggap ampuh untuk melakukan pencegahan adalah dengan membersihkan tempat penampungan air, dan kami akan meningkatkan aksi bersih lebih ditingkatkan lagi, sebab cara pencegahan terbaik adalah dengan melakukan bersih-bersih di lingkungan sekitar rumah," ujarnya.

Baca juga: Penderita DBD di NTT Bertambah Jadi 1.337 Orang,15 Meninggal

Selain itu, langkah lain yang dilakukan adalah dengan cara Abatisasi, sedangkan cara seperti Fogging adalah langkah terakhir yang dapat dilakukan Dinkes.

"Untuk Fogging kami tidak lakukan saat ini karena selain biaya yang mahal, Fogging juga mengandung racun, langkah terbaik memang membersihkan setiap indukan nyamuk," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com