Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2019, 06:25 WIB

Memanfaatkan media sosial

Menjual karya gedek tidak semulus yang dikira. Ada saat sepi juga ramai. Awal menjual gedek masih manual, promosi dari mulut ke mulut. Hasilnya memang lumayan, di antaranya: ia bisa menjual keahlian ini membuat gedek hingga ke Sumatera.

Baca juga: Kisah Sumi, Puluhan Tahun Berkeliling Jadi Pedagang Sayur Gendong

Karyanya melesat ketika Mujimin bersentuhan dengan media sosial mulai 2009. Sambil terus bikin gedek, Mujimin nyambi jadi satgas bentukan Badan Pertanahan Nasional di Kulon Progo.

Gaji selama 3 tahun menjadi satgas cukup untuk mendukung usaha kerajinannya. Ia juga mulai mengenal bisnis via internet dan memanfaatkan media sosial.

Dunia maya kian membuka lebar peluang bisnis bambu. Ia dikenal orang-orang hebat bisnis bambu dan terhubung dengan berbagai industri bambu.

Bekerja sama dengan para praktisi dan desainer arsitektur, karyanya juga dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, hingga Eropa, seperti: Denmark, Swedia hingga Spanyol.

Baca juga: Foto Jual Cilok Viral di Medsos, Siswi SMK Kebanjiran Order hingga Diundang Talk Show

Mujimin terlahir di Dusun Nabin, Sidomulyo. Desa ini mayoritas dihuni petani. Tempatnya tinggal berada sekitar 36 km dari kota Yogyakarta.

Rumahnya berada di balik medan yang berliku, turun bukit, dan melintas jalan tanah yang licin dan becek. Mujimin mengaku tidak mengenyam pendidikan tinggi. Ia bahkan sempat putus sekolah dan meneruskan dengan persamaan.

Bisnis berkembang, hingga jadi dosen tamu 

Namun, kegigihan dirinya menunjukkan pada dunia luar, bahwa orang desa yang tinggal di pelosok juga bisa merambah dunia dengan karya.

Rumahnya tak lagi beralaskan tanah dan nyaris ambruk. Rumahnya dinding seluas 5x8m, lantai keramik, dan ia punya workshop membuat kerajinan bambu 7x8m.

Baca juga: Cerita Jokowi Sukses dari Ekspor hingga Akhirnya Jadi Presiden

Kini, Mujimin merambah konstruksi bangunan dengan bahan baku bambu. Ia sudah banyak rumah makan dari bahan bambu, gapura, gazebo hingga homestay. Marjin dalam tiap proyek bisa 20 persen.

"Gedek jalan terus. Bisnis berkembang ke konstruksi," kata Mujimin.

Konstruksi memerlukan banyak tenaga kerja. Ia pun melibatkan warga desa baik untuk membangun maupun menebang bambu.

Bisnisnya terus berkembang dengan menjual sisa gelondongan bambu menjadi sumpit, tusuk sate maupun gelas dari bambu hingga furniture.

Baca juga: Kisah Anggota Polisi, Bisnis Sampingan Jualan Cilok di Pinggir Jalan

Kini, dengan keahliannya, ia bahkan kerap jadi mentor kerajinan bambu pada beberapa pelatihan.

Atau menjadi narasumber bertemakan seputar bisnis kerajinan bambu dan perlakuannya maupun diundang jadi "dosen tamu" yang bicara tentang usaha mandiri di kuliah mahasiswa semester awal pada beberapa kampus di Yogyakarta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel Berharap Bimtek Digitalisasi Pemda Jadi Fondasi dalam Transformasi Digital

Pemprov Sumsel Berharap Bimtek Digitalisasi Pemda Jadi Fondasi dalam Transformasi Digital

Regional
Hadiri Rapat Paripurna DPRD Sumsel, Wagub Mawardi Terima Berbagai Pandangan dari 9 Fraksi

Hadiri Rapat Paripurna DPRD Sumsel, Wagub Mawardi Terima Berbagai Pandangan dari 9 Fraksi

Regional
Sebanyak 2.174 Pesantren di Jabar Ikuti Pelatihan dan Magang Program OPOP 2023

Sebanyak 2.174 Pesantren di Jabar Ikuti Pelatihan dan Magang Program OPOP 2023

Regional
Pemkab Trenggalek Borong 3 Penghargaan BKN Award 2023

Pemkab Trenggalek Borong 3 Penghargaan BKN Award 2023

Regional
Peringatan Hari Laut Sedunia bagi Kepulauan Maluku

Peringatan Hari Laut Sedunia bagi Kepulauan Maluku

Regional
Herman Deru Minta BPN Sumsel Kerja Lebih Baik Tangani Masalah Pertanahan yang Kian Menumpuk

Herman Deru Minta BPN Sumsel Kerja Lebih Baik Tangani Masalah Pertanahan yang Kian Menumpuk

Regional
Wawalkot Tangsel Janji Tangani Banjir di Reni Jaya Pamulang hingga Tuntas

Wawalkot Tangsel Janji Tangani Banjir di Reni Jaya Pamulang hingga Tuntas

Regional
Ada Apa dengan Masriah?

Ada Apa dengan Masriah?

Regional
Makassar Jajaki Kerja Sama dengan Italia, Danny Pomanto Tawarkan 3 Program Ini

Makassar Jajaki Kerja Sama dengan Italia, Danny Pomanto Tawarkan 3 Program Ini

Regional
LKPP Jadikan Pemprov Jateng sebagai Role Model Pengadaan Barang/Jasa untuk Pemda

LKPP Jadikan Pemprov Jateng sebagai Role Model Pengadaan Barang/Jasa untuk Pemda

Regional
Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Regional
Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Regional
Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Regional
Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Regional
Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com