Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari 1.204 Kasus DBD di Jateng, 12 Orang Meninggal Dunia

Kompas.com - 31/01/2019, 16:37 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SEMARANG, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat setidaknya ada 1.204 kasus DBD selama Januari 2019. Dari jumlah itu, 12 orang di antaranya meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Yulianto Prabowo mengatakan, jumlah tersebut merupakan gabungan kejadian dari dari berbagai daerah di Jateng selama 1 bulan terakhir. Kejadian yang dilaporkan memang berupa DBD atau hanya sekedar panas saja.

Rinciannya, di Sragen terdapat 200 kejadian, Grobogan 150 kejadian, Pati 87 kejadian, Jepara 78 kejadian, Blora 75 kejadian, Purbalingga 76 kejadian, Cilacap 71 kejadian, dan Boyolali 51 kejadian. Di luar daerah itu, penderita DBD dilaporkan di bawah 50 kejadian.

Baca juga: Jatim Terbanyak Kasus DBD, Pemda Belum Tetapkan Status KLB

“Data ini di dalamnya bukan hanya DBD, tapi ada yang panas," ujar Yulianto, Kamis (31/1/2019).

Yulianto melanjutkan, dari total kejadian itu, dilaporkan 12 kejadian berujung korban meninggal dunia, yaitu di Brebes 4 kejadian, Jepara 3 kejadian, Kebumen 1 kejadian, Grobogan 1 kejadian, Blora 1 kejadian, Ungaran 1 kejadian, dan Batang 1 kejadian.

"Ada 12 (kejadian) meninggal selama bulan Januari," tambah dia.

Kasus DBD saat ini muncul karena mayoritas daerah di Jawa Tengah sedang berada di puncak musim hujan. Kejadian DBD atau sejenisnya selalu tinggi pada Januari, dan presentasenya menurun di bulan berikutnya.

Yulianto menyebut, selain faktor cuaca, ada faktor lain yang menyebabkan gejala DBD tinggi, yaitu adanya genangan air hujan, sehingga membuat nyamuk pembawa DBD cepat berkembang.

Baca juga: Ridwan Kamil soal Kasus DBD di Jabar Meningkat: Secara Umum Masih Terkendali

Pihaknya mendorong masyarakat ikut serta menekan penderita DBD dengan melakukan pemberantasan jentik nyamuk (PJN) di rumahnya masing-masing.

Pembersihan tidak hanya di kamar mandi, melainkan juga di tempat-tempat yang ada genangan air di sekitar rumah.

"Kaleng bekas, ban bekas, itu juga bisa buat nyamuk berkembang. Kami meminta agar ada satu juru pemantau jentik (jumantik) memastikan di rumah tidak ada jentik,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com