Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Maut yang Renggut 7 Nyawa di Tol Cipularang

Kompas.com - 31/01/2019, 13:14 WIB
Agie Permadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi masih melakukan penyelidikan penyebab pasti kecelakaan bus maut yang telah memakan tujuh orang korban jiwa di Tol Cipularang, Senin (28/1/2018) lalu.

Saat ini, polisi tengah meminta keterangan terhadap sejumlah saksi korban luka yang selamat dari peristiwa kecelakaan tersebut.

"Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi, korban luka ringan," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Purwakarta AKP Ricky Adipratama, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (31/1/2019).

Baca juga: Fakta Kecelakaan Bus Bima Suci di Tol Cipularang, Diduga Jalan Licin hingga 4 Meninggal di Lokasi

Polisi juga belum memeriksa sopir bus maut tersebut lantaran sopir masih dalam perawatan karena luka berat yang dideritanya.

"Sopir bus belum diminta keterangan karena kondisi masih dirawat dan tak mungkin dilakukan pemeriksaan," kata dia.

Karena itu, polisi hingga kini belum mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut. Adapun faktor human error, kendaraan, dan jalan, semua itu masih sebatas dugaan.

"Belum bisa simpulkan penyebabnya, dugaan bisa saja faktor manusia, kendaraan, dan faktor jalan, tapi yang pasti kita belum bisa simpulkan ke sana," terang dia.

Meski tim traffic accident analysis (TAA) telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), namun semua masih dalam proses analisa.

"Imbauan kepada masyarakat untuk hati-hati dalam berkendara, jaga keselamatan lalu lintas karena kecelakaan bisa terjadi pada siapa saja," imbuh dia.

Diberitakan sebelumnya, Bus Bima suci bernomor polisi A 7520 CS mengalami kecelakaan tunggal Jalan Tol Cipularang Km 70.480 jalur B Kampung Sukamanah, Desa Cigelam, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta.

Baca juga: Ini Identitas Korban Meninggal dan Luka dalam Kecelakaan Bus di Tol Cipularang

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, kecelakaan ini terjadi Senin (28/1/2019) pagi sekitar pukul 09.30 WIB.

Adapun penyebab kecelakaan tersebut bus bernopol A 7520 CS yang hilang kendali dan menabrak pembatas jalan hingga akhirnya masuk selokan.

"Bus itu datang dari arah Bandung menuju Jakarta. Sewaktu di Jalan lurus dengan kondisi hujan telah hilang kendali ke kiri jalan kemudian menabrak guadrill pembatas kiri jalan kemudian masuk ke selokan row kiri jalan," kata Truno.

Tujuh orang tewas dalam kecelakaan ini, puluhan orang mengalami luka-luka.

"Empat orang meninggal dunia di TKP dan 26 orang mengalami luka-luka kemudian 3 orang meninggal dunia ketika mendapat perawatan medis di rumah sakit," tutur dia.

Kompas TV Satu unit bus berisi puluhan penumpang mengalami kecelakaan di ruas Jalan Tol Cipularang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Tujuh korban meninggal dunia akibat insiden ini. Pihak kepolisian menyebutkan bus Bima Suci melaju dari arah Bandung menuju Jakarta. Lokasi kejadian kecelakaan berada di kilometer 70. Diduga bus mengalami kecelakaan tunggal. Namun penyebabnya belum diketahui. Sementara puluhan penumpang bus yang mengalami luka dibawa ke Rumah Sakit Thamrin dan Rumah Sakit Siloam, Purwakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com