Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD di Cirebon Turun Drastis, Ini Kiat-kiatnya

Kompas.com - 31/01/2019, 11:46 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Jawa Barat berupaya menekan jumlah kasus penderita demam berdarah dengue (DBD).

Berdasarkan perkembangan data selama tiga tahun terakhir, warga yang terkena DBD cenderung menurun.

Nanang Ruhyana, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Menular Dinkes Kabupaten Cirebon mengatakan, sejak awal hingga Rabu, 31 Januari 2019, ada 33 warga positif terserang DBD. Data tersebut berasal dari beberapa rumah sakit yang tersebar di sejumlah daerah.

Data tiga tahun terakhir menunjukkan kasus DBD di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan. Pada tahun 2016 ada sebanyak 1.877 kasus, tahun 2017 turun drastis mencapai 274, dan tahun 2018 kembali turun menjadi 215 kasus.

“Data DBD berdasarkan sejumlah rumah sakit yang tersebar di Kabupaten Cirebon, semisal RS Mitra Plumbon, RSUD Arjawinangun, RSUD Waled dan lainnya. Jumlah tiap tahun menunjukan tren penurunan,” kata Nanang melalui sambungan seluler, Kamis (31/1/2019).

Baca juga: 10 Provinsi dengan Kasus DBD Tertinggi, Jawa Timur Peringkat Satu

Upaya utama yang dilakukan, kata Nanang, adalah memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Dengan ini, seluruh warga dapat melakukan antisipasi sejak dini. Hasilnya, jumlah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti berhasil ditekan.

“Dengan terus memberdayakan masyarakat melalui PSN dengan gerakan 3 M, menabur bubuk larvasida, menanam bunga laverder (tanaman pengusir nyamuk), mengoleskan obat nyamuk, serta tidak menggantung pakaian di kamar, dan menjaga vitalitas tubuh dengan gizi seimbang,” imbau Nanang.

Sartono, kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Menular Dinkes Kabupaten Cirebon, menjelaskan, selain edukasi dengan PSN dan 3M plus, pihaknya juga melakukan respons cepat dengan fogging focus.

Fogging focus adalah proses penyemprotan yang hanya dilakukan pada radius 100-200 meter dari titik rumah warga yang positif terserang DBD. Ini dilakukan guna mencegah potensi penularan kepada warga lainnya,” jelas Sartono.

Penyemprotan asap yang mengandung insektisida atau racun serangga ini untuk membunuh nyamuk dewasa, dan dilakukan berdasarkan temuan kasus, bukan acak atau asal. Setelah melalui pemeriksaan dan pernyataan positif DBD dari rumah sakit yang menangani. Kemudian tim Dinas Kesehatan bergerak cepat ke titik-titik tersebut.

Salah satunya yang dilakukan tim Dinkes Kabupaten Cirebon pada Kelurahan Perbutulan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Kamis (24/1/2019) lalu.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, mereka melakukan penyemprotan di sejumlah rumah warga dan sekolahan, dari bagian luar hingga ke dalam kelas. Mereka juga menyemprotkan asap dalam kamar mandi, ruang kantor, selokan, tempat sampah, dan lainnya.

Sulaiman, kepala Madrasah Ibtidaiyah Alwasliyah, menyambut positif tindakan pemerintah. Dia berharap agar tidak ada lagi warga sekitar, terutama peserta didik yang terserang DBD. Sulaiman menegaskan bahwa tidak ada siswa-siswi yang sekolah di Alwasliyah yang positif DBD.

Baca juga: Tahun Ini, Jumlah Penderita DBD di Magetan Naik 300 Persen

Pihaknya selalu melakukan pembersihan setiap hari oleh petugas, serta program rutin Jumat bersih atau jumsih yang dilakukan seluruh bagian sekolah.

“Tidak ada yang terkena. Kita lakukan pencegahan pembersih khusus cleaning service, dan juga program rutin jumat bersih,” kata Sulaiman yang mengepalai 528 pelajar kelas satu hingga enam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com