Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Ini 10 Tahun Hidup Tanpa Listrik, Polisi Pasangkan Panel Surya 500 Watt Gratis

Kompas.com - 31/01/2019, 11:00 WIB
Slamet Widodo,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TRENGGALEK, KOMPAS.com – Anggota kepolisian Polres Trenggalek hingga Polsek Trenggalek memiliki kebiasaan unik iuran Rp 1.000 tiap Senin dan Jumat. Nama iuran wajib tersebut yakni SERU, atau program "Seribu Rupiah". 

Hasil iuran digunakan untuk membantu warga kurang mampu di wilayah Trenggalek, Jawa Timur, seperti untuk bedah rumah hingga lampu tenaga surya

Kali ini, hasil iuran digunakan untuk membantu Nenek Sarmi (60), warga dusun Sidem, desa Jombok Pule, Trenggalek, yang sudah 10 tahun hidup tanpa listrik. Polres Trenggalek memberikan bantuan panel surya yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energi listrik hingga 500 watt. 

Kapolres Trenggalek AKBP Didit Bambang Wibowo sendiri yang menyerahkan bantuan ke Nenek Sarmi secara langsung. 

Baca juga: Polres Luwu Lakukan Bedah Rumah di 10 Kecamatan Secara Serentak

“Solar cell (Panel surya) yang kami berikan sekaligus pemasangan bagi keluarga kurang mampu. Sesuai informasi dari anggota di lapangan, bantuan kami berikan kepada salah satu warga desa Jombok Pule,” terang Didit, Rabu.

Setibanya di lokasi, bantuan solar cell atau panel surya langsung diserahkan dan dilakukan pemasangan oleh teknisi yang juga anggota Polres Trenggalek. Teknisi tersebut juga merakit dan membuat panel surya yang diberikan ke Nenek Sarmi, yakni Aiptu Widarto. 

Aiptu Widarto yang menjabat sebagai Kasitipol Polres Trenggalek mendapat keterampilan merakit panel surya lantaran pernah bertugas pada misi perdamaian di Sudan dibawah kendali Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). 

"Untuk sementara (listrik tenaga surya) optimal digunakan untuk penerangan lampu. Belum untuk perangkat yang membutuhkan daya besar seperti kulkas dan AC,” kata Widarto.

Baca juga: Bali Akan Gunakan Panel Surya di Perkantoran dan Mobil Dinas Tenaga Listrik

10 tahun pakai penerangan "ublik"

Mendapat bantuan penerangan dengan tenaga surya, Nenek Sarmi terlihat senang dan bersyukur.

Sebelumnya, Nenek Sarmi pernah menerima bantuan bedah rumah namun tidak dengan bantuan listrik. Rumah Nenek Sarmi kini berukuran 4x6 meter. 

Saat ini Nenek Sarmi tinggal sebatangkara dan bekerja sebagai buruh tani di desa Jombok Pule. Suaminya sudah meninggal dunia dan mereka tidak mempunyai anak.

Dengan usia yang mulai renta, Nenek Sarmi mesti berjalan kaki hingga 3 kilometer untuk mendapatkan pekerjaan sebagai buruh tani.

Baca juga: Kisah Dua Nenek Renta di Gunungkidul yang Hidup dengan Keterbatasan

 

Dari upah itulah, kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.

Karena mengalami kesulitan ekonomi, selama 10 tahun Nenek Sarmi yang hidup sendiri ini menggunakan penerangan manual, atau biasa disebut “Ublik”. Upahnya sebagai buruh tani tak mampu membayar tagihan listrik PLN. 

“Kirang langkung sedoso tahunan damel ublik saben dalu (kurang lebih 10 tahun, memakai ublik setiap malam),” ujar Nenek Sarni ke Kapolres Trenggalek.

Kini Nenek Sarmi bisa menikmati penerangan listrik tenaga surya dengan kapasitas setara 500 Watt secara gratis. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com