Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Tak Setuju Rocky Gerung Dikriminalisasi karena Gagasan Intelektual

Kompas.com - 31/01/2019, 10:29 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Ketua Tim Kampanye Daerah Jawa Barat untuk Jokowi-Ma'ruf Amin meminta semua kalangan untuk mengentikan budaya lapor melapor karena perbedaan gagasan pemikiran yang bersifat intelektual atau akademis.

Pendapat itu terkait dengan pelaporan terhadap Rocky Gerung kepada kepolisian atas dugaan penistaan agama.

Dedi menyebutkan bahwa apa yang disampaikan Rocky Gerung itu adalah bersifat pemikiran intelektual dan akademis.

"Bagi saya, saya tidak menyepakati siapa pun, baik dari kubu 01 atau 02 memidanakan gagasan atau pikiran akademis. Beda antara gagasan pemikiran akademis dengan ujaran kebencian," kata Dedi kepada Kompas.com, Kamis (31/1/2019).

Baca juga: Kamis, Polisi Panggil Rocky Gerung Terkait Laporan Ujaran Kebencian

Budayawan Jawa Barat itu menilai, kriminalisasi ide atau gagasan hanya akan membangkrutkan khasanah intelektual.

"Oleh karena itu, saya minta hentikan budaya kriminalisasi ide atau gagasan tersebut. Apakah kepada Pak Rocky Gerung atau siapa, tolong hentikan kriminalisasi gagasan atau intelektual. Itu hanya akan membangkrutkan khasanah intelektual," tandas mantan bupati Purwakarta dua periode ini.

Dedi juga meminta kepada pendukung capres-cawapres 02 Prabowo-Sandiaga untuk menghentikan berbagai laporan dengan tuduhan penistaan agama kepada siapapun.

"Mari hormati kebebasan berpikir. Kalau ada yang tidak sepakat dengan gagasan dan pikiran itu, lawanlah dengan ide dan pikiran itu sendiri. Hentikan kriminalisasi intelektualitas karena akan menjadi masyarakat bodoh," tandas Dedi.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Pemilih Golkar yang Memilih Prabowo di Pilpres Justru Berkurang

Ia juga mengajak masyarakat untuk menggunakan kekuatan logika dalam menyelesaikan probelm bangsa, buka logika kekuatan.

"Karena logika kekuatan dengan kerumunan itu hanya akan melahirkan kebodohan baru," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com