Salah seorang anak-anak yang ikut belajar, Zakki Vawas Neswara, mengaku setiap hari belajar bersama Untoro. Sudah 1,5 tahun dirinya dan beberapa temannya belajar matematika hingga bahasa Indonesia.
"Kalau belajar disini Mbah Un menjelaskannya gampang dimengerti jadi mudah, seperti guru menerangkan di sekolah," katanya.
"Belajar sendiri susah, kalau di sini bisa bertanya," ucapnya.
Di kamar ukuran 3X4 yang digunakan Untoro sebagai kelas untuk mengajar tersedia berbagai macam buku pelajaran SD.
Tumpukan buku tertata rapi disamping beberapa lukisan wayang hasil karyanya. Beberapa lukisan belum sempat dipotong.
Baca juga: Kisah Sumi, Puluhan Tahun Berkeliling Jadi Pedagang Sayur Gendong
Kanit Binmas Polsek Purwosari Aiptu Saparudin mengatakan, kisah hidup Untoro yang sakit dan menyebabkan kelumpuhan tak membuatnya putus asa. Malah menjadikannya bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
"Beliau ini lumpuh tidak sejak lahir, tetapi semangatnya luar biasa," katanya.
Menurut dia, pihaknya terus membagikan kisah ini kepada masyarakat di Purwosari, dan Gunungkidul.
Sebab, banyak masyarakat yang putus asa dengan keadaan yang dialaminya sehingga menyebabkan bunuh diri.
"Kisah mbah Un ini semoga meninspirasi warga lainnya," ucapnya.
Baca juga: Batik Ciprat Langitan, Ladang Rezeki bagi Penyandang Disabilitas Desa Simbatan
Untoro hidup bersama adiknya dan beberapa keluarganya di rumah sederhana di Kecamatan Purwosari. Rumah yang terbuat dari papan ini hampir setiap sore dipenuhi anak-anak yang ingin belajar bersama ambah Un sebutannya.
Untoro hanya terbaring kedua tangannya tidak sempurna, jari-jarinya pun mengalami kelainan. Kedua kakinya meringkuk, Konsisi ini menyebabkan dirinya hanya bisa beraktivitas di atas kasur dengan balutan sprei sudah memudar warnanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.