Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

84 Hektar Tanaman Padi di Jombang Rusak, Petani Tak Dapat Bantuan

Kompas.com - 30/01/2019, 08:48 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Para petani di Kabupaten Jombang Jawa Timur, mengalami kerugian cukup besar akibat rusak dan matinya tanaman padi di sawah mereka.

Namun, para petani yang tanamannya rusak akibat tergenang air selama 12 hari tersebut tak memperoleh dari Pemerintah Kabupaten Jombang.

Tertutupnya peluang bagi petani untuk mendapatkan bantuan ataupun pengganti kerusakan tanaman padi, diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Hadi Purwantoro.

"Kalau bantuan sehubungan dengan kejadian (sawah tergenang air) ini, tidak ada," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/1/2019) petang.

Baca juga: Antisipasi Kerugian Petani, Kementan Naikkan Jumlah Asuransi Lahan

Dijelaskan Hadi, Pemkab Jombang memang tidak menyiapkan anggaran khusus bagi petani jika mengalami kerugian akibat kerusakan tanaman atau gagal panen.

"Kecuali kalau lahan tersebut diikutsertakan dalam asuransi pertanian. Kami masih mendata, apakah ada lahan yang diikutsertakan asuransi pertanian," ungkapnya.

Ngadimo (65), petani asal Desa Podoroto, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, mengaku harus mengeluarkan biaya lagi dengan nilai lebih besar agar bisa menanami sawahnya dengan tanaman padi.

Selama 12 hari, sawahnya tergenang air yang berasal dari luapan sungai afur dan tingginya curah hujan beberapa minggu terakhir.

Baca juga: Cegah Kerugian dari Gagal Panen, Dedi Mulyadi Siapkan Asuransi Petani

Ngadimo mengaku tak punya pilihan lain, selain harus menanami ulang sawahnya dengan bibit padi yang baru. Meskipun, katanya, dia harus mengeluarkan biaya lagi.

"Ya nanam lagi. Yang mahal itu winihnya (benih). Satu ikat harganya Rp 5.000," katanya.

Sutiyono (38), petani asal Desa Podoroto Kecamatan Kesamben mengungkapkan, selama 12 hari tanaman padi di lahan miliknya tergenang air. Genangan itu menyebabkan kerusakan pada tanaman padi.

Dia mengaku harus mengeluarkan biaya tanam lagi dengan jumlah yang lebih besar. "Harapan kami sih ada bantuan dari pemerintah," kata Sutiyono.

Asuransi pertanian

Disinggung soal asuransi pertanian, Sutiyono mengaku jika lahan miliknya yang kini ditanami padi, tidak ikut dalam asuransi pertanian.

Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Kesamben, Moh. Samsul Arifin mengungkapkan, sekitar 150 hektar lahan tanaman padi di Kecamatan Kesamben tergenang air dengan lama waktu antara 5 hingga 12 hari.

Kondisi itu menyebabkan 84 hektar lahan tanaman padi di Kecamatan Kesamben rusak dan harus ditanam ulang. Lahan yang rusak tersebar di 10 Desa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com