Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepuluh Korban Kapal Tenggelam di Muara Digoel Papua Berasal dari Lebak, Banten

Kompas.com - 28/01/2019, 18:19 WIB
Acep Nazmudin,
Khairina

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Kapal Motor Nelayan (KMN) Lang 01 yang tenggelam di muara sungai Digoel, Papua pada Kamis (24/1/2019), menelan 13 korban. Sepuluh korban di antaranya diketahui berasal dari Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Sepuluh korban tersebut antara lain Jemi Yanto (kepala kamar mesin), Arifudin (kelasi), Abu Bakar (kelasi), Jai (kelasi), Sidik (kelasi), Hasnuddin (kelasi), Sulem (kelasi), Mulyono (kelasi), dan Kamdan Pratama (kelasi), dan Herman (kelasi).

Informasi soal 10 korban tersebut merupakan warga Lebak disampaikan oleh Kepala Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur, Lebak kepada Kompas.com, Senin (28/1/2019).

Baca juga: Kapal Tenggelam, 3 Nelayan Selamatkan Diri dengan Berpegangan pada Fiber

Madsarip menyebut, 9 korban berasal Desa Sukadaya yakni Jemi Yanto, Arifudin, Abu Bakar, Jai, Sulem, Mulyono, Hasanuddin, Siddik, dan Herman.

Sementara, satu korban bernama Kamdan Pratama berasal dari Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cikulur.

"Semua korban masih memiliki ikatan kekerabatan satu sama lain, kecuali korban dari Desa Sumur Bandung, atas nama Kamdan," kata Madsarip kepada Kompas.com, Senin (28/1/2019).

Dia mengatakan, seluruh keluarga korban sudah mendengar informasi soal kapal tenggelam di Papua pada Sabtu (26/1/2019).

Hingga saat, ini pihak keluarga terus menunggu perkembangan proses pencarian korban yang belum ditemukan.

Sementara satu korban atas nama Herman, sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dan jenazahnya dalam perjalanan ke rumah duka di Kampung Cikondang Pasir RT 11 RW 04 Desa Sukadaya, Cikulur.

"Dapat kabar sudah dikirim dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 16.00 WIB sore ini, kami sudah mengirim sejumlah orang untuk menjemput," kata dia.

Rencananya jenazah akan langsung dimakamkan setiba di rumah duka. Liang lahat untuk jenazah juga sudah disiapkan.

"Jam berapa pun datangnya, akan langsung dimakamkan," ujar Madsarip.

Sementara untuk korban yang belum ditemukan, pihak keluarga harap-harap cemas dan pasrah menunggu kabar dari Merauke.

"Kami hanya bisa pasrah saja menunggu kepastian, hidup atau meninggal jika bisa harus ditemukan, dan jika ditemukan meninggal, kami hanya ingin jenazahnya dikirim ke sini," Kata Hasan yang merupakan kerabat dekat dari sembilan korban hilang dari Desa Sukadaya.

Disamping itu, Hasan juga berharap adanya bantuan baik dari perusahaan kapal maupun dari pemerintah untuk pengurusan korban jika ditemukan meninggal.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kapal Motor Nelayan (KMN) Lang 01 tenggelam di muara Sungai Digoel, Papua pada Kamis (24/1/2019).

Empat Anak Buah Kapal (ABK) ditemukan meninggal yakni Meng (nakhoda), Herman (kelasi), Naseran (kelasi), dan Mohammad Imam Jumali (kelasi)

Sedangkan 9 ABK lainnya hilang dan masih dilakukan proses pencarian yaitu Jemi Yanto (kepala kamar mesin), Arifudin (kelasi), Abu Bakar (kelasi), Jai (kelasi), Sidik (kelasi), Hasnuddin (kelasi), Sulem (kelasi), Mulyono (kelasi), dan Kamdan Pratama (kelasi).

Kompas TV Tim SAR masih mencari 1 korban hilang kapal tenggelam di Perairan Bengkalis, Riau. Sebelumnya petugas SAR telah menemukan 2 korban hilang kapal tenggelam yang terdampar di pantai. Pencarian pada Senin (28/1/2019) pagi difokuskan di sekitar Pantai Tanjung Jati. Sementara sebelumnya saat melakukan pencarian pada Minggu (27/1/2019) kemarin petugas SAR berhasil menemukan 2 kru kapal di Pantai Tanjung Leban. Dari 10 orang yang berada di kapal saat tenggelam 9 orang telah ditemukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com