Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Serangan Anjing Gila di Dompu Bertambah Jadi 275 Orang

Kompas.com - 25/01/2019, 15:34 WIB
Syarifudin,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Sejak 24 tahun lalu kesibukan Endah Dwi Palupi di rumahnya di Bilangan, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah yaitu menyiapkan makanan untuk 187 ekor anjing Kintamani. Karena kecintaannya pada anjing Kintamani, Endah memuliabiakkan anjing ras asli Indonesia ini. Memuliabiakkan merupakan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan menjaga kualitas individu dan populasi satwa tertentu. Anjing Kintamani adalah ras anjing yang berasal dari kawasan Pegunungan Kintamani, Bali. Anjing Kintamani memiliki sifat pemberani dan waspada. Kecerdasannya membuat anjing ini bisa dilatih menjadi anjing penjaga. Selain itu pemeliharaan Anjing Kintamani juga cukup mudah. Sejak Februari 2012, organisasi ras anjing di Asia dan Dunia sudah mengangkui Anjing Kintamani sebagai anjing ras asli Indonesia. Pengakuan yang membanggakan ini membuat Endah berpikir untuk menjaga keaslian ras Kintamani dengan kegiatan pemuliabiakkan.

"Dari 27 ekor anjing yang kami kirim, tujuh ekor telah dipastikan positif penyakit rabies, sisanya negatif," kata Kepala Bagian Humas Pemda Dompu M Iksan.

Guna mengurangi jumlah korban, pemerintah daerah setempat menggelar operasi pemberantasan wabah rabies di Dompu.

Tim internal melakukan penyisiran disejumlah lokasi yang berpotensi anjing liar. Proses eliminasi ini dilakukan dengan menyasar anjing liar yang tak bertuan. Namun, belum diketahui total anjing yang telah dibasmi dan divaksinasi.

Sementara itu, target eliminasi dilaksanakan di dua wilayah, yakni Kecamatan Kempo dan Soriutu yang masuk dalam zona merah pemetaan kasus serangan anjing.

"Sampai saat ini tim masih bergerak dilapangan. Target eliminasi adalah anjing yang tak bertuan. Sementara anjing peliharaan kita lakukan vaksinasi. Ini merupakan upaya mengendalikan serta dalam upaya menekan penularan penyakit rabies di Dompu," kata Iksan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com