Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sucianti dan Bayinya, Berlari Selama 2 Jam hingga Selamat dari Longsor di Gowa

Kompas.com - 25/01/2019, 09:10 WIB
Abdul Haq ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GOWA, KOMPAS.com - Sucianti (27) bersama bayi perempuannya Syakilah (7 bulan) adalah salah satu dari sebahagian kecil warga Dusun Pattiro, Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. 

Keduanya yang berhasil selamat dari terjangan longsor yang menyapu satu dusun tersebut pada Selasa (22/1/2019). 

Sucianti atau akrab disapa Suci menceritakan kisahnya bersama bayi Syakilah lolos dari maut pada Selasa nahas tersebut. 

Sebelum bencana longsor terjadi, Suci hanya mengerjakan rutinitas kesehariannya sebagai seorang ibu rumah tangga (IRT) yakni mengasuh anak dan menjaga asap dapur rumahnya tetap terkepul.

Baca juga: BERITA POPULER NUSANTARA: Kisah Nenek Selamatkan Cucu saat Banjir di Gowa hingga Kasus Dua Video Mesum Pelajar

 

Namun, di tengah hujan deras yang melanda disertai suara gemuruh dari gunung tepat di atas perkampungannya. Dirinya langsung berlari keluar rumah bersama putra sulungnya, Suhar (11), sembari menggendong bayinya.

Namun saat berlari, kakinya tersangkut batu hingga membuat bayinya terlepas dari gendongannya dan seketika tertimbun longsor.

Dengan susah payah, Suci berhasil keluar dari timbunan longsor dan berusaha menyelamatkan diri dengan mengikuti putra. Namun, langkah Suci terhenti dan memilih kembali menggali lumpur yang menimbun bayinya.

"Saya terjatuh dan anakku terlempar jadi saya sempat tertimbun longsor sama anakku tapi jarak saya sama anakku sekitar lima meter. Saya berhasil keluar dari timbunan longsor dan langsung lari ikuti anakku yang sulung (Suhar). Tapi saya kembali lagi menggali lumpur untuk mencari bayiku," cerita Suci kepada Kompas.com, Jumat, (25/1/2019).

Baca juga: Nenek yang Viral karena Selamatkan Cucunya dari Banjir Gowa Meninggal

Perjuangan ibu untuk menyelamatkan bayinya ini akhirnya berhasil. Bayinya ia temukan dalam kondisi kritis dibawah timbunan lumpur.

Sucianti langsung menggendong bayinya dan kembali berlari menghindari kejaran longsor selama dua jam hingga membuat lumpur yang menutupi tubuh dan bayinya hilang digerus guyuran hujan deras.

"Saya lari ke atas sawah sampai-sampai (sehingga) semua lumpur di badanku hilang karena terkena hujan" kata Suci.

Saat kejadian suaminya, Haruna Daeng Rukka (27) berada di kebun yang berjarak tiga kilo meter dari pemukimannya dan selamat.

Keluarga ini kemudian bertemu kembali setelah bencana longsor terhenti saat kembali ke pemukiman yang sudah tertelan longsor.

Ke halaman selanjutnya

Belum tersentuh bantuan

Anjing pelacak unit K9 Polda Sulawesi Selatan tengah mengendus jenazah korban tertimbun longsor di Dusun Pattiro, Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kamis, (24/1/2019).KOMPAS.com/ABDUL HAQ Anjing pelacak unit K9 Polda Sulawesi Selatan tengah mengendus jenazah korban tertimbun longsor di Dusun Pattiro, Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kamis, (24/1/2019).
Kini keluarga ini tengah ditampung di rumah salah seorang warga bernama Basariah, di Desa Tanakaraeng, Kecamatan Manuju. Sucianti ditampung bersama belasan pengungsi lainnya.

"Saya tampung di rumah pribadi saya dan jumlahnya belasan semuanya dari Dusun Pattiro, Desa Pattalikang," kata Basariah, Jumat, (25/1/2019)..

Basariah mengaku bahwa korban longsor yang ditampung di rumahnya belum tersentuh bantuan logistik kecuali uang tunai dari salah seorang dermawan.

"Kalau bantuan logistik belum ada padalah disini ada bayi yang tentunya membutuhkan bantuan karena kesehatan mereka juga sampai saat ini belum ditangani medis. Tadi malam (semalam) ada orang menelepon minta nomor rekening dan kirimkan saya langsung dengan jumlah Rp 500.000 katanya untuk pengungsi," ujar Basariah. 

Baca juga: Cuaca Buruk, Bantuan Udara untuk Korban Longsor Gowa Dibatalkan

Seperti diberitakan sebelumnya, Dusun Pattiro, Desa Pattalikang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa adalah pemukiman penduduk yang paling parah diterjang lomgsor.

Puluhan warganya dinyatakan tertimbun longsor dan belasan korban tewas telah berhasil dievakuasi. Bencana longsor dan banjir yang melanda Kabupaten Gowa hingga saat ini telah menelan 29 korban jiwa.

Puluhan korban lainnya masih dinyatakan hilang. Suci sendiri menyaksikan dan mendengar teriakan puluhan korban sekampungnya saat longsor mulai meninbun pemukiman hingga warga yang tak berhasil menyelamatkan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com