Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Kali Bodri Longsor, Ratusan Rumah di Kendal Terancam Kebanjiran

Kompas.com - 24/01/2019, 19:16 WIB
Slamet Priyatin,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KENDAL, KOMPAS.com - Hujan yang turun deras semalaman, membuat ratusan warga yang tinggal di sekitar tanggul Kali Bodri di Desa Lanji Patebon, Kendal, Jawa Tengah, tidak bisa tidur.

Sebab, mereka khawatir tanggul kali tersebut jebol, setelah sebelumnya longsor. Akibat longsor, ketebalan tanggul disebut tersisa sekitar 1 meter.

“Sebelum longsor ketebalan tanggul sekitar 7 meter. Kini, tinggal 1 meter. Kami khawatir bila tanggul itu ikut tergerus arus air,” kata Ali Murtadho (30), warga setempat, Kamis (24/1/2019).

Ali mengaku, dirinya bersama warga lain, terus berjaga-jaga di sekitar tanggul bila hujan turun.

Baca juga: Sungai Jeneberang Meluap, Jembatan Putus, Ratusan Rumah Kebanjiran

Bila air Kali Bodri deras dan menggerus sisa tanggul, dirinya akan langsung berkemas ke tempat aman.

Hal senada juga dikatakan oleh Asrori (28). Warga Lanji yang rumahnya berada di bawah tanggul itu mengaku was-was bila hujan turun deras.

“Saya juga cari tahu dari teman-teman yang tinggal di daerah atas. Sebab, bila daerah atas hujan deras, air Kali Bodri juga penuh meskipun di daerah sini tidak hujan,” ujar dia.

Ia berharap, pemerintah secepatnya bisa membangun tanggul yang longsor tersebut.

Sementara itu, Kepala Desa Lanji Patebon, Nur Faizun menyatakan, tanggul Kali Bodri longsor akibat hujan deras yang mengguyur di daerahnya sejak Jumat (18/1/2019) malam.

Warga takut jika tanggul yang ketebalanya tinggal 1 meter itu ikut tergerus, air kali akan meluap ke perkampungan.

Baca juga: Libur Panjang, Rumah Patrick-Spongebob Wonogiri Kebanjiran Pengunjung

“Tinggi tanggul dari pemukiman sekitar 6 meter. Kalau sampai jebol, rumah di dua dusun di Desa Lanji akan tenggelam dulu,” kata Nur Faizun.

Faizun mengaku, pihaknya telah melaporkan longsornya tanggul tersebut ke Pemerintah Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kendal Sugiono menambahkan, pihaknya telah meninjau tanggul yang longsor tersebut.

Saat ini, tanggul yang longsor itu sudah ditangani oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Sementara dipancang pakai bambu, supaya longsornya tidak bertambah,” ujar dia.

Menurut Giono, tanggul Kali Bodri yang longsor panjangnya sekitar 80 meter. Sedang tanah tanggul yang tergerus sekitar 6 meter.

Baca juga: Desa di Kampar Riau Ini Sudah 15 Hari Kebanjiran, Warga Butuh Bantuan

Kini, ketebalan tanggul tinggal 1 meter. Bila kembali tergerus air, maka air tidak hanya mengancam warga Desa Lanji Patebon, tapi juga wilayah Kendal.

Sebab wilayah Kendal lebih rendah. “Kini Kendal siaga satu,” ujar dia.

Giono menambahkan, beberapa tahun lalu, tanggul Kali Bodri yang ada di wilayah Purwosari pernah jebol.

Akibatnya, Kendal kebanjiran. Ketinggian air waktu itu lebih dari 1 meter.

Ia berharap hal serupa tidak terulang lagi.

Kompas TV Dampak banjir dan cuaca buruk di wilayah Sulawesi Selatan meluas ke wilayah Kabupaten Maros dan Kota Makassar. Dari video pantauan udara yang direkam warga, terlihat sebagian besar Kabupaten Gowa tertutup genangan air bercampur lumpur akibat luapan Sungai Jene Berang. Wilayah terdampak parah berada di Kecamatan Pallangga, Gowa, dan Jene Tallasa. Luapan air terjadi akibat tingginya debit air dari bendungan Bili-Bili yang melebihi ambang batas dan berdampak tergenangnya permukiman warga dan persawahan. Tak hanya itu, wilayah Kabupaten Maros juga terdampak parah. Sementara ruas jalan poros Maros-Makassar macet sejauh 3 kilometer akibat tingginya debit air yang menggenangi jalur poros ke Sulawesi Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com