Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsul Sani: Kita Sama-sama Tahu, Tahun 2014 PPP Usung Prabowo-Hatta

Kompas.com - 24/01/2019, 13:29 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani tidak kaget dengan hasil survei Indikator yang menyebut partainya tidak solid dalam mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf.

Hal ini karena partainya baru mendukung Jokowi pada Pemilihan Presiden 2019.

"Kita kan sama-sama tahu, tahun 2014 PPP mengusung Prabowo-Hatta," ujar Arsul di kompleks parlemen, Kamis (24/1/2019).

Baca juga: Survei Indikator: PPP dan Hanura Paling Tak Solid Dukung Jokowi-Maruf

Keputusan pada waktu itu diambil karena survei internal PPP menunjukan tingkat dukungan kader kepada Prabowo-Hatta mencapai 57 persen. Sementara itu tingkat dukungan untuk Jokowi-Jusuf Kalla hanya 31 persen.

Namun, dalam perkembangannya PPP menjadi partai pendukung pemerintahan Jokowi. Bahkan menteri agama diambil dari salah satu kader PPP. Sejak saat itu, kata Arsul, dukungan untuk Jokowi semakin bertambah.

"Pada saat kami pertengahan 2017 mengadakan mukernas untuk menjajaki kepada siapa dukungan pada Pilpres 2019 akan diberikan, itu tingkat dukungan kepada Pak Jokowi sudah 40-an persen," ujar Arsul.

Baca juga: Waketum Akui Sebagian Pemilih PPP Masih Dukung Prabowo di Pilpres 2019

"Sebaliknya tingkat dukungan kepada Pak Prabowo pada saat itu di bawah 25 persen," tambah dia.

Tingkat dukungan itu semakin tinggi seiring berjalannya waktu. Meski demikian, Arsul mengakui split voters masih saja ada. Arsul yakin nantinya tingkat dukungan untuk Jokowi-Ma'rud dari kader PPP akan bertambah jelang hari pencoblosan.

Namun, untuk sekarang, dia menilai wajar jika dukungan dari PPP belum maksimal.

"Jadi kalau dikatakan masih tinggi, wajar saja terutama untuk PPP dan Golkar karena ini ada shifting position dari yang awalnya ke Pak Prabowo jadi ke Pak Jokowi," kata dia.

Baca juga: Berupaya Dongkrak Suara Jokowi-Maruf, Elite PPP Keliling Daerah

 

Hasil survei Indikator Politik Indonesia menemukan bahwa dukungan pemilih koalisi partai-partai pengusung pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, terbelah.

Fenomena ini disebut sebagai split-ticket voting, yaitu pilihan elite partai yang tidak sejalan dengan keinginan basis massa mereka.

Dari 9 parpol pendukung, pemilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hanura menjadi yang paling tidak solid mendukung Jokowi-Ma'ruf.

Data Indikator menunjukkan sebanyak 43,2 persen pemilih PPP memilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Kompas TV Presiden Jokowi meminta seluruh caleg Partai Persatuan Pembangunan siap turun ke masyarakat untuk menyampaikan program yang dikerjakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com