Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penganiaya Aktivis Lingkungan Hidup Danau Toba Dijebloskan ke Rutan Pangururan

Kompas.com - 24/01/2019, 10:50 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SAMOSIR, KOMPAS.com - Kejaksaan Negeri Samosir menjebloskan JS (59), tersanga penganiaya Sebastian Hutabarat, aktivis lingkungan hidup di kawasan Danau Toba.

Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Samosir, Aben Situmorang, Kamis (24/1/2019), menyatakan, JS ditahan di Rumah Tahanan Pangururan pada Rabu (23/1/2019).

Penahanan dilakukan setelah pihaknya menerima berkas P-21, berupa barang bukti dan tersangka atas nama JS dari kepolisian yang diserahkan personel Satuan Reskrim Polres Samosir, Briptu Roy Grimslay.

Baca juga: Soal Budidaya Ikan, Sedikit Cerita dari Danau Toba...

Barang bukti yang diterima berupa satu kaus warna cokelat dengan bercak darah dan satu kaus berkerah warna merah maron dalam kondisi robek.

“Sudah lengkap berkas perkara, tersangka kita tahan. Tersangka cukup kooperatif,” kata Aben.

Penahanan dilakukan selama 20 hari sejak tersangka diterima. Selama itu pula, jaksa penuntut menyempurnakan surat dakwaan sebelum kemudian dilimpahkan ke pengadilan.

“Dalam masa 20 hari itu kita sempurnakan dakwaan dan kemudian kasus ini segera kita limpahkan ke pengadilan untuk dilakukan proses persidangan perkara,” ungkap dia.

Aben menyebut, dua jaksa penuntut umum sudah disiapkan dalam kasus ini yakni Juliser Simare-mare dan Antonius Ginting

Terhadap JS, jaksa menerapkan Pasal 170 Ayat 1 subsider Pasal 351 Ayat 1 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.

Baca juga: Bupati Samosir Minta Penyebar Hoaks Kapal Tenggelam di Danau Toba Ditangkap

Awal kasus ini terjadi saat Sebastian Hutabarat diduga dianiaya tersangka pada 15 Agustus 2017.

Sebastian ketika itu melakukan pengamatan terhadap penambangan batu dengan stone crusher di Desa Silimalombu, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir.

JS sendiri dketahui kerabat dari Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, merupakan pemilik usaha pertambangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com