Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Meikarta, Dinas DPMPTSP Bekasi Terima Uang Rp 1 M

Kompas.com - 23/01/2019, 21:59 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sidang lanjutan kasus suap perizinan Meikarta kembali digelar di Pengadian Tipikor Kota Bandung, Rabu (23/1/2018).

Kali ini, sidang tersebut menghadirkan 8 saksi yang terdiri Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bekasi Dewi Trisnawati (55), Kabid Perizinan, Tata Ruang, dan Pembangunan DPMPTSP Kabupaten Bekasi Sukmawati Karna Hadiyat, dan Staf Penerbitan DPMPTSP Kabupaten Bekasi Muhamad Kasimin.

Selain itu, hadir sebagai saksi Carwinda, Camat Babelan Kabupaten Bekasi Deni Mulyadi, Staf Bidang Tata Ruang Pembangunan DPMPTSP Ujang Tatang, Staf Pengelola Dokumen Perizinan DPMPTSP Luki Widayaning, dan Asisten 3 Bidang Umum Setda Pemkab Bekasi Suhub.

Dalam kesaksiannya, Dewi membenarkan adanya aliran dana dari Meikarta untuk Dinas DPMPTSP Kabupaten Bekasi sebesar Rp 1 miliar. Uang tersebut diketahui untuk pengurusan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) dan Izin mendirikan Bangunan (IMB) Meikarta.

"Iya (ada penerimaan uang)," kata Dewi menjawab pertanyaan jaksa.

Baca juga: Kasus Meikarta, KPK Panggil Pejabat BPN Kabupaten Bekasi

Jaksa KPK I Wayan Ryana menerangkan, dalam BAP-nya, saksi Dewi ini kerap berubah-ubah. Wayan kemudian membacakan BAP Dewi.

Dalam BAP Dewi, Sukmawati datang ke kantor Dewi dan mengatakan bahwa titipan dari Fitradjaja Purnama sudah diterima ada di mobil Sukmawati dan Kasimin.

Dewi kemudian memberikan kunci mobilnya dan memerintahkan Sukmawati untuk memindahkan uang itu ke mobilnya.

"Saksi Dewi juga meminta untuk mengambil sejumlah Rp 150 juta dari uang tersebut untuk diberikan kepada Kasimin. Saat bersama Sukmawati, saksi Dewi juga menyampaikan rencana Dewi dari uang tersebut sebesar 100 juta rupiah (untuk diberikan) kepada Bupati Neneng Hasanah Yasin, sekedar berbagi rezeki," kata jaksa saat membacakan BAP Dewi.

Pada saat Dewi pulang, lanjut jaksa, di dalam mobilnya Dewi mendapati sebuah kardus yang di dalamnya terdapat kantong plastik hitam berisi uang pecahan Rp 100 juta.

Menurut Dewi, uang tersebut berjumlah Rp 850 juta dari uang Rp 1 miliar yang diambil Rp 150 juta oleh Sukmawati.

"Uang tersebut kemudian disimpan di lemari rumah, kemudian saksi Dewi ambil sebagian uang tersebut untuk kemudian saksi Dewi tempatkan ke dalam dua plastik hitam, satu plastik berisi uang Rp 400 juta dan lainnya 50 juta rupiah," kata jaksa.

Beberapa hari kemudian, Dewi mengajak Sukmawati ke rumahnya dan memberikan kantong plastik berisi uang Rp 50 juta untuk diberikan kepada Said dan Zaki.

"Saksi Dewi mengatakan, ini ada rezeki dari Meikarta untuk Pak Said dan Pak Zaki, lalu Dewi juga berikan kantong plastik berisi uang 400 juta kepada Sukmawati dengan berbisik bahwa uang Rp150 juta untuk Sukmawati dan sisanya sebesar Rp 250 juta agar disimpan untuk keperluan dinas," kata jaksa.

Lebih lanjut, uang 400 juta masih ada di tempat Dewi. Uang tersebut dipakai Rp 20 juta untuk keperluan berobat dan Rp 50 juta untuk kepentingan pribadi.

"Dari sisa Rp 330 juta, sebagian Rp 100 juta rencana Dewi berikan ke Bupati, nanti ketika sisa pengambilan IMB 35 tower pembangunan Meikarta sudah keluar, pada kisaran Desember 2018," katanya.

"Namun, kini uang Rp 320 juta tersebut sudah disita oleh KPK," tambahnya.

"Itu BAP benar?" kata jaksa.

"Iya benar Pak," kata Dewi.

Kompas TV Sidang lanjutan kasus suap mega proyek Meikarta kembali digelar, Rabu (23/1). Sidang pun digelar di Pengadilan Tipikor Pengadilan Negeri Bandung. Seusai enam orang saksi dari Dinas PUPR Kabupaten Bekasi diperiksa pada sidang sebelumnya, kini diagendakan delapan saksi berikutnya untuk diperiksa. Delapan saksi tersebut diketahui merupakan aparatur sipil negara di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu1 Pintu Kabupaten Bekasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com