Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat Penampungan PKL di Blok F Tanah Abang Becek dan Gelap

Kompas.com - 23/01/2019, 16:59 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi tempat penampungan pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang tak mendapat kios di jembatan penyeberangan multiguna (JPM) atau skybridge tampak gelap dan becek. Tempat penampungan itu dibangun Perumda Pasar Jaya di Lantai 7 Blok F Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Kompas.com mengunjungi tempat penampungan itu, Rabu (23/1/2019). Untuk ke sana orang harus melintasi jembatan penghubung antara skybridge dan Blok F Tanah Abang, lalu naik lift menuju lantai 7.

Tidak ada papan informasi yang menuliskan lokasi tempat penampungan itu.

Ada lift menuju lantai 7.  Namun lampu lift dan tombol lantai pada lift tidak menyala. Liftnya gelap karena tanpa penerangan.

Baca juga: Tak Dapat Lapak di Skybridge, 204 PKL Akan Direlokasi ke Blok F

Sesampainya di lantai 7 Blok F, tak tampak aktivitas jual beli. Hanya ada sejumlah orang yang beraktivitas di masjid yang lokasinya tepat berada di samping tempat penampungan PKL.

Lokasi tempat penampungan berada di atas lahan parkir Blok F. Saat memasuki tempat penampungan PKL, bau menyengat pun tercium. Air menggenangi lantai tempat penampungan itu. 

Ada tiga spanduk yang dipasang untuk menginformasikan bahwa lantai 7 Blok F merupakan tempat penampungan para PKL.

"Lokasi penempatan PKL Jalan Jatibaru Tanah Abang. Pasar Tanah Abang Blok F Lantai 7," bunyi tulisan pada spanduk itu.

Sudah ada 149 unit kios yang dibangun  Perumda Pasar Jaya. Ada kios yang dilengkapi fasilitas rolling door, tetapi ada juga yang dibiarkan terbuka tanpa rolling door. Lapak pedagang itu juga telah dilengkapi nomor-nomor kios.

Petugas keamanan lantai 2 Blok F bernama Nugroho mengatakan, belum pernah ada pedagang yang berjualan di lantai 7.

"Lantai 7 emang sepi, gak ada yang jualan. Orang-orang naik ke sana untuk ke masjid aja," kata Nugroho.

Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin sebelumnya menyebutkan, tempat penampungan itu tak diminati PKL. Hanya 76 pedagang yang datang mengikuti undian padahal jumlah lapak yang tersedia ada 149 unit.

Baca juga: Tempat Penampungan PKL di Blok F Tanah Abang Tak Diminati

"Udah selesai, kami tinggal nunggu mereka masuk. Mereka yang enggak mau masuk. Jadi saya cuma minta sama teman-teman PKL ini, ayo aja untuk ramein dulu, jangan pesimis dulu. Saya tahulah itu memang kehidupan mereka cuma kan harus ada yang patuh," kata Arief, Selasa kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com