Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual Daging Sapi Dioplos Babi, 2 Pedagang Diamankan

Kompas.com - 23/01/2019, 15:02 WIB
Markus Yuwono,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Gunungkidul, Yogyakarta, mengamankan dua orang pedagang daging karena mencampur daging sapi dan babi. Selain itu, seorang di antaranya menjual olahan kikil babi yang diakui sebagai kikil sapi.

Kapolres Gunungkidul AKBP Ahmad Fuady mengatakan, pihaknya mengamankan Purtatik (61), warga Dusun Nitikan Timur, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, yang kesehariannya berjualan daging di Pasar Argosari, Wonosari.

Selain itu, polisi juga mengamankan Endang Purwanti (57), warga Dusun Mantup, Kelurahan Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Bantul, yang juga berjualan di Pasar Playen.

Kedua pasar tersebut merupakan pasar tradisional terbesar di Gunungkidul karena tingkat kunjungannya cukup tinggi.

"Keduanya diamankan hasil laporan dari keresahan masyarakat yang mengetahui adanya oplosan daging babi dan sapi," kata Fuady saat jumpa pers di Mapolres Gunungkidul, Rabu (23/1/2019).

Baca juga: Daging Babi Mentah Disebut Penyebab Cacing Pita, Ini Pendapat Budayawan Simalungun

Petugas yang mendapati laporan tersebut langsung melakukan uji sampel daging kepada kedua pegadang tersebut. Petugas membawa contoh daging ke laboratorium Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul pada tanggal 15 Januari 2019.

"Dari hasil tes laboratorium ternyata daging yang dijual positif campuran antara sapi dan babi. Untuk kikil juga, ternyata itu kikil babi tapi disamarkan jadi kikil sapi," ucapnya.

Ahmad mengatakan, pihaknya langsung bergerak mengamankan kedua pedagang tersebut. Dari tangan pelaku, polisi menyita barang bukti masing-masing dari Purtatik berupa satu kilogram kikil, 2 bungkus olahan kikil dan panci untuk memasak kikil babi yang disamarkan menjadi kikil sapi.

Sedangkan dari tangan Endang, polisi menyita 5 kilogram daging segar, 3,5 daging olahan, 1 set timbangan, 1 pisau, 2 tatakan, 1,6 kg tulang masih ada daging, 3,5 kikil dan uang tunai hasil penjualan daging oplosan

Cari untung lebih

Kapolres mengatakan, motif para pelaku ingin mengambil keuntungan lebih karena ada selisih harga yang cukup tinggi.

"Kalau daging babi itu per kilonya Rp 60.000, sedangkan daging sapi bisa seharga Rp 100.000 sampai Rp 120.000. Pelaku melakukan aksinya 1 bulan ini dan setiap hari bisa menjual kurang lebih 5 kilogram daging oplosan. Sumber daging babi didapat dari Pasar Beringharjo, Yogyakarta," ucapnya.

"Mereka mengaku baru satu bulan mengoplos daging babi dan sapi," katanya.

Keduanya dijerat dengan Pasal 62 UU RI nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dan pasal 91 (huruf) a UU nomor 41 tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomor 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan. Untuk ancaman hukumannya paling lama 5 tahun penjara dan denda Rp 10 miliar.

"Keduanya belum ditahan karena faktor usia. Mereka dikenakan wajib lapor," katanya.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Astuti Adianti mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah memperingatkan pedagang di Pasar Playen terkait temuan campuran daging babi dan sapi.

"Sesuai prosedur, dia sudah diingatkan, tetapi masih menjual," katanya.

Baca juga: Temuan Cacing Pita 10,5 Meter, Warga Takut Makan Daging Babi Mentah

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk waspada terkait ulah pedagang nakal tersebut.

"Kami terus melakukan pemantauan. Di Gunungkidul belum ada pedagang yang secara khusus menjual daging babi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com