Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tri Purwo Handoyo, Pelopor Pengelolaan Sampah Organik di Lampung Utara

Kompas.com - 22/01/2019, 14:00 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Cairan ini disemprotkan ke dalam komposer yang sudah berisikan sampah organik.

Bahan tersebut berfungsi untuk mempercepat proses penguraian sampah organik.

Baca juga: Kelurahan di Bandung Kelola Sampah Organik dengan Belatung

"Cara mengelolanya, saya memisahkan jenis sampah terlebih dahulu, kemudian mencacahnya menjadi bagian kecil," ujar dia.

Tujuannya, agar organisme mudah untuk memproses sampah yang dihasilkan dari rumah tangga.

Sampah tersebut dimasukan ke dalam komposter yang terbuat dari ember. Di dalamnya memuat komponen pipa yang berfungsi sebagai alat bernafas sampah.

Kemudian, selang atau keran untuk mengeluarkan cairan lalu dibuatkan seperti pintu di sisi samping untuk mengeluarkan sampah yang sudah terproses.

"Untuk memisahkan cairan dengan ampasnya, disediakan seperti tengahan panci penanak nasi," kata dia.

Diikuti tetangga

Untuk membangun kesadaran bersama di tengah masyarakat rupanya tidak mudah.

Beberapa kali Tri mencoba untuk mengajak partisipasi masyarakat tetapi selalu tidak pernah membuahkan hasil.

"Butuh waktu 10 tahun untuk bisa membuat warga mau mengelola sampah rumahnya sendiri," kata Tri.

Tetapi, Tri tidak pernah putus asa. Dia terus mengembangkan di rumahnya sendiri.

Di sekeliling rumahnya penuh dengan tanaman. Mulai dari sayuran, cabai, tomat, bawang dan buah-buahan.

"Hampir dipastikan istri saya tidak pernah membeli sayuran lagi karena kebutuhan sayuran kami sudah ada di halaman sendiri," ujar dia.

Kerimbunan halaman rumah, rupanya menarik perhatian tetangganya atau siapapun yang datang bertamu ke rumahnya.

Baca juga: Ubah Sampah Jadi Nilai Tambah, Pemkot Surabaya Tekan Volume Sampah Organik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com