KOMPAS.com - Setelah mangkrak sejak tahun 1982, jalur kereta api Cibatu-Garut akan segera diaktifkan kembali. Selain jalur tersebut, PT Kerata Api Indonesia (KAI) juga akan mengaktivasi tiga jalur lainnya di Jawa Barat.
Alasan PT KAI menghidupkan kembali jalur-jalur tersebut adalah untuk menggerakan roda perekonomian warga di sekitar jalur tersebut.
Proyek ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat meskipun pendanaan murni dari PT KAI sendiri.
Berikut ini fakta reaktivasi empat jalur kereta api rute di Jawa Barat:
PT KAI akan mengaktifkan kembali empat jalur kereta api (KA) yang telah mangkrak puluhan tahun di Jawa Barat.
Keempat jalur tersebut adalah rute Cibatu-Garut-Cikajang sepanjang 47,5 kilometer, rute Rancaekek-Tanjungsari sepanjang 11,5 kilometer, rute Banjar-Pangandaran-Cijulang sepanjang 82 kilometer, dan rute Bandung-Ciwidey sepanjang 37,8 kilometer.
Menurut Kepala Humas PT KAI Agus Komarudin, reaktivasi jalur KA ini telah mendapat dukungan pemerintah pusat dan daerah.
Tujuannya adalah untuk mendorong daerah sekitar untuk lebih berkembang dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Dengan reaktivasi, kemacetan di jalan raya dapat dikurangi, terjadi pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilalui kereta api, tercipta kemudahan akses ke lokasi wisata, dan hadirnya kepastian waktu dalam distribusi logistik," ujar dia.
Baca Juga: 4 Jalur KA di Jawa Barat Akan Difungsikan Kembali, Ini Penjelasan KAI
Proyek reaktivasi tersebut akan dimulai dari jalur KA Cibatu Garut. Rute tersebut memiliki panjang 19,3 kilometer.
Jalur ini sejak tahun 1982 telah dihentikan operasionalnya, dan saat ini menjadi prioritas pertama PT KAI untuk reaktivasi jalur.
Menurut Agus Komarudin, tahap awal pekerjaan rute Cibatu-Garut telah dilakukan, yaitu sosialisasi, mapping, pekerjaan area di Stasiun Cibatu, persiapan rebuilding depo lokomotif atau kereta, dan penertiban bangunan yang berada di sepanjang jalur.
"Dari 1.077 bangunan yang perlu ditertibkan, total terdapat 911 KK (kepala keluarga) yang akan mendapatkan uang bongkar," kata Agus.
Baca Juga: Cerita Penumpang KA Pangandaran: Pertama Kali Naik Kereta hingga Berburu Tiket Promo