Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Eli hingga Dapat Pesanan Sabun Cuci Rp 2 Miliar dari Jokowi, hingga Upaya Memproduksinya

Kompas.com - 21/01/2019, 22:16 WIB
Ari Maulana Karang,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Pentingnya pengembangan ekonomi melalui PKH

Ketika ditanya soal batas waktu pemenuhan pesanan seperti yang disampaikan Presiden Jokowi hingga bulan Februari, menurut Eli memang sempat menjadi beban pikirannya.

Namun, staf kepresidenan yang mendatangi rumahnya menyampaikan agar berusaha saja semampunya untuk memenuhi pesanan tersebut.

Karena, yang paling penting adalah usaha yang dijalani Eli saat ini bisa berjalan. Namun Eli berharap semua pesanan Jokowi bisa dipenuhinya.

Eli sendiri, awalnya tidak pernah terpikir memproduksi sabun cair sampai ratusan ribu botol. Karena, rencananya sabun tersebut akan dipasarkan pada penerima PKH, minimal di Kecamatan Banjarwangi.

Baca juga: Ini Respons Jokowi Saat Mendapati Ibu-ibu Bayar Listrik Pakai Uang PKH...

"Jadi dibayarnya tiap pencairan PKH, ya minimal tiap tiga bulan bisa dapat Rp 10 juta dari penerima PKH," katanya.

Gin Gin, pendamping PKH di Desa Padahurip menuturkan, selama ini pendamping memang harus pro aktif mendampingi penerima PKH, terutama dalam hal pengembangan ekonomi, pendidikan hingga kesehatan.

Apalagi, dalam panduan program PKH ada pertemuan rutin yang diberi nama Family Development System (FDS). Dalam FDS, pendamping memberikan dampingan banyak hal dari mulai pengembangan ekonomi hingga pola asuh anak dan pemenuhan gizi.

Baca juga: Jokowi Ingin Pendamping Dana PKH Disekolahkan ke Luar Negeri

Namun, untuk pengembangan ekonomi memang tidak ada anggaran khusus dalam program PKH. Makanya, banyak kelompok PKH yang membuat tabungan untuk membiayai usaha kelompok seperti yang dijalani oleh Eli.

"Namanya memang KUBE Padahurip, tapi modalnya mandiri, bukan dari program KUBE yang itu," katanya.

Salman, koordinator kecamatan PKH Banjarwangi menuturkan, banyak kelompok PKH yang mulai melakukan usaha, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan anggota kelompok.

Biasanya, kebanyakan bergerak di bidang pengadaan sembako. Karenanya, dirinya berharap pemerintah juga mulai mau menggarap potensi ekonomi yang ada pada kelompok-kelompok PKH.

Baca juga: Presiden Jokowi Ingin 15,6 Juta Keluarga Terima Dana PKH pada 2020

"Kita berharap ada e-warung untuk kelompok-kelompok PKH, warung ini menyediakan kebutuhan anggota, jadi perputaran uang bisa tetap ada di kelompok PKH," katanya.

Salman mencontohkan, di desa Padahurip saja ada sekitar 800 keluarga yang jadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program PKH. Kalau kebutuhan 800 KPM bisa dipenuhi oleh e-warung, tentunya kelompok bisa memiliki usaha yang bisa menambah penghasilan anggotanya.

"Kita sangat berharap ada dukungan dari pemerintah, soal kebijakan saja misalnya, industri ini (pembuatan sabun) kan industri rumahan permudahkan PIRT (Perijinan Industri Rumah Tangga) nya," katanya.

Eli mengakui, modal usaha pembuatan sabun yang dilakukannya, merupakan tabungan kelompok yang diketuainya dengan anggota saat ini sebanyak 44 KPM. Tabungan, dilakukan sejak 2012 hingga terkumpul Rp 8 juta dari tabungan Rp 20.000 per KPM. 

Baca juga: Eli: Keuntungan Pesanan Sabun Cuci Rp 2 Miliar dari Jokowi untuk Umrah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com