Sunarto, pengemudi becak lainnya, menambahkan, dengan kemudahan ini dirinya tidak lagi mengayuh di usia senjanya. Pengemudi yang memiliki 6 orang anak, dan seorang di antaranya masih bersekolah ini berkeyakinan bisa meningkatkan pendapatan setelah menggunakan becak listrik.
"Sekarang menjadi mudah karena tidak perlu dikayuh, kekuatannya pun bisa mengangkut dua sampai tiga penumpang,"ujarnya.
Meski sudah menggunakan becak listrik, namun dirinya tidak ingin anak-anaknya mengikuti jejaknya sebagai pengemudi becak.
"Anak saya tidak ada yang meneruskan (Sebagai pengemudi becak)," ucapnya.
Baca juga: Luncurkan Belis, UGM Bagikan Becak Listrik ke 12 Tukang Becak
Dekan Fakultas Teknik UGM, Nizam menyampaikan, dengan becak listrik ini dapat menyentuh kalangan paling perlu mendapat sentuhan teknologi.
"Untuk yang pertama ini kami berikan cuma-cuma, namun tetap ada paguyuban untuk iuran perawatan supaya berkelanjutan agar tidak mangkrak," ujarnya.
Untuk biaya konversi sendiri diperlukan dana Rp 8 juta untuk baterai manajemen dan beberapa keperluan mesin lainnya. Untuk perawatan baterai tiga tahun sekali ganti.
"Mimpi kita 5.000 becak di DIY bisa ke listrik agar lebih manusiawi," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.