Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Prabowo Tingkatkan Rasio Pajak Dianggap Bakal Bebani Rakyat

Kompas.com - 18/01/2019, 17:46 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Maksudnya, kata Dedi, kalau ada pabrik di sebuah desa, maka desa itu harus mendapat alokasi pembagian pajak. Kalau di sebuah desa itu ada pabrik yang menghasilkan Rp 200 miliar per tahun, maka desa dapat 2 persen saja, maka ia mendapat sekitar Rp 6 miliar per tahun.

"Kalau desa dapat Rp 6 miliar setiap tahun, saya pastikan tidak akan ada rumah jelek, jalan bagus, rakyat dapat jatah beras bagus, sekolah pasti gratis. Desa itu akan sejahtera. Tingal pemerintah pusat mengontrol," kata Dedi.

Namun hari ini, kata Dedi, pola keuangan terus menerus terpusat dan itu merupakan warisan kolonial. Pola ini akan sulit untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.

"Yang menjadi probelm hari ini kan uang dari daerah ditarik ke atas. Lalu dari atas bagi-bagi ke daerah. Orang daerah harus ngemis lagi. Ketika ngemis lagi, mohon maaf, orang daerah juga harus bayar. Kan kasihan orang daerah. Dia berani membayar demi alokasi yang cukup untuk daerah, tapi risikonya kan ditangkap," ungkap Dedi.

Baca juga: Pandangan Prabowo soal Kesejahteraan untuk Cegah Korupsi Dinilai Tak Selalu Efektif

Degan demikian, kata Dedi, yang diperbaiki adalah manajerial keuangan. Uang di daerah itu jangan ditarik ke atas untuk didistribusikan kembali ke daerah. Uang hasil pembagian pajak sudah sejak di daerah itu terdistribusi dan berada pada bank daerah masing-masing.

"Ini yang disebut otonomi. Sistem otonomi yang digulirkan sejak zaman Pak Habibie mulai ditinggalkan. Padahal sistem otonomi seperti itu bagus. Sepanjang sejarah Indonesia, Indonesia itu dulu zaman kerajaan maju karena otonomi. Kan ada kerajaan Sriwijaya, Pajajaran, dan Majapahit. Mereka kerajaan-kerajaan maju. Kan begitu ceritanya," tutur Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com