Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari di Rumah Sakit, Anak Gizi Buruk Mulai Bisa Minum Susu

Kompas.com - 18/01/2019, 12:17 WIB
Masriadi ,
Khairina

Tim Redaksi

ACEH UTARA, KOMPAS.com – Sehari setelah dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Meutia, Kabupaten Aceh Utara, kondisi penderita gizi buruk akut, Intan Zahar (4) mulai membaik.

Anak pertama dari pasangan Yusri dan Nur Bayani, warga Desa Kuala Keureto, Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara kini ditangani tim gizi Rumah Sakit Umum Cut Meutia dan dokter spesialis anak.

“Alhamdulillah, kondisinya menunjukan perbaikan. Mulai bisa minum susu dan tidak muntah lagi. Sebelumnya, kalau minum susu atau makan itu muntah terus,” kata Kepala Hubungan Masyarakat RSU Cut Meutia, Aceh Utara, Saiful, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Bocah Gizi Buruk Akut Akhirnya Dibawa ke Rumah Sakit

Dia menyebutkan, sejauh ini, pihaknya masih mampu menangani kondisi bayi penderita gizi buruk akut tersebut. Tim dokter dan tim gizi, sambung Saiful, berupaya sedapat mungkin bisa mengobati pasien dari keluarga tidak mampu itu.

“Kami upaya semaksimal mungkin, yang terbaik kami berikan,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Intan Zahar, menderita gizi buruk akut alias marasmus. Kondisi anak keluarga nelayan itu tinggal kulit dan tulang. Bahkan, dua pekan terakhir kondisinya terus memburuk.

Kompas TV Kejadian luar biasa campak dan gizi buruk di Asmat pertengahan 2017 lalu yang membuat 80 anak meninggal dunia menyentak banyak pihak. Meski status kejadian luar biasa telah dicabut kepedulian dan sorotan terhadap kualitas hidup warga Asmat masih berdatangan. Salah satunya datang dari Dana Kemanusiaan Kompas yang baru saja menyerahkan 5 lapangan bermain bagi warga Asmat. Warga menyambut Uskup Agats dan rombongan dari Dana Kemanusian Kompas di kampung Damen, distrik Siret, kabupaten Asmat, Papua hari Sabtu (1/12/2018). Meski status kejadian luar biasa campak dan gizi buruk sudah dicabut. Apa yang menimpa Asmat menyentak banyak pihak. Bantuan demi bantuan yang datang membuktikan adanya solidaritas sosial di tengah masyarakat Indonesia dan menunjukkan bahwa asmat tidak berjalan sendirian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com