Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual Es Dawet Keliling, Iksan Mampu Biayai Kuliah hingga Nikahi Gadis Pujaan

Kompas.com - 17/01/2019, 18:16 WIB
Junaedi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.comKisah inspiratif dan pantang menyerah datang dari seorang mahasiswa Universitas Al-Asyariah (Unasman) di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Untuk mengumpulkan biaya kuliah dan menafkahi istri yang baru beberapa bulan dinikahinya, Iksan Rizaldy menekuni profesi sebagai pedagang es dawet di kampusnya hingga keliling kota Polewali Mandar.

Terkenal sebagai penjual es dawet keliling tak membuatnya minder. Iksan justru bangga ketika banyak teman sekampusnya tahu profesinya sebagai penjual es dawet.

Mahasiswa semester V di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ini seperti biasa sebelum berangkat kuliah, ia sudah mempersiapkan barang dagangannya.

Fatmawati, sang istri yang setia mendampinginya pun setiap hari menjadi motivator bagi Iksan dalam menjalani aktifitas kesehariannya sebagai mahasiswa dan pedagang es dawet dengan penuh semangat.

Berbagai kebutuhan dan perlengkapan jualan es dawet untuk sang suami ia bantu persiapkan sebelum berangkat kuliah dan jualan keliling es dawet buatannya.

Tiba di kampus, Iksan tidak langsung masuk kuliah, namun sibuk mempersiapkan dagangannya sambil menunggu dosen atau jam kuliah dimulai.

Baca juga: Batik Ciwaringin, Potret Perjuangan Para Santri Menyelamatkan Warga

Seperti biasanya Ihsan datang lebih pagi agar ia bisa menjajakan jualannya sebelum mengikuti perkuliahan di kampusnya.

Saat Iksan tengah mengikuti kuliah, es dawet jualannya dibiarkan saja terparkir di halaman kampus.

"Biasanya kalau dosen belum datang, saya jualan dulu. Selesai kuliah, saya kembali berjualan," tuturnya saat ditemui di kampusnya, Senin (14/1/2019) lalu.

Pembeli umumnya adalah mahasiswa kampus. Jika dagangnnya tidak habis di kampus, Iksan kerap menjualnya keliling kota Polewali atau keliling kampung seperti ke Takatidung, Tonyaman, Manding, dan wilayah lainnya untuk menyapa para pelanggannya.

Es dawet buatannya dijual seharga Rp. 5.000 per gelas. Dalam sehari, jika dagangannya laris hingga terjual habis, Iksan mampu meraup omzet atau pendapatan kotor hingga Rp 500.000.

Namun kadang juga tak laku seharian hingga harus dibawa pulang ke rumah.

"Kadang-kadang habis, kadang juga tidak. Kalau lagi ramai pembeli, biasanya cepat habis. Tapi kalau tidak cepat habis biasa saya jualan sampai malam," katanya.

Tak minder

Iksan mengaku tidak malu dan minder berjualan di lingkungan kampusnya. Sejak kecil ia memang sudah terbiasa ditempa hidup mandiri oleh kedua orangtuanya.

Sejak umur tiga tahun, Iksan mengaku sudah ikut berjualan es bersama orangtuanya. Jika es dawet buatanya kurang laku, atau karena musim hujan dan pembelinya jarang, Iksan kadang beralih profesi menjadi tukang becak atau kuli bangunan. Yang penting bisa menghasilkan pendapatan halal.

Dengan uang hasil jualannya setiap hari, Iksan mampu membiayai kuliahnya. Dengan kegigihannya menabung selama bertahun-tahun ia bahkan mampu mempersunting seorang gadis pujaannya bernama Fatmawati.

Pasangan pengantin yang hendak belajar mandiri ini memilih tinggal menumpang di sebuah rumah kontrakan di Jalan Pemuda, belakang pasar Sentral, Kelurahan Pekkabata, Polewali Mandar dan terlepas dari kehidupan orangtuanya.

Sejak menikah empat bulan lalu, Iksan dan istrinya memang sudah bertekad untuk hidup makin mendari. Iksan optimisis dengan berjualan es dawet, menjadi tukang becak hingga jadi kuli bangunan yang ia tekuni secara bergantian, kelak ia bisa menyelesaikan kuliahnya dan mengubah kehidupan rumah tangganya menjadi lebih baik.

Dikagumi dosen

Salah satu Dosen Fisip Unasman, Nur Fitrah yang biasa memberi mata kuliah kepada Iksan di kampus mengaku sangat kagum bangga dengan dengan sosok mahasiswa sederhana, mandiri dan ulet seperti Iksan.

Tak banyak mahasisw ayang punya prinsip hidup mandiri dan ulet seperti Iksan. Prestasi Iksan di kampus pun cukup membanggakan. Ia termasuk sosok mahasiswa yang rajin, pintar dan berprestasi.

"Mulanya saya juga tidak tahu kalau dia ternyata mahasiswa di sini. Sosok dan kepribadian Iksan berbeda dari mahasiswa lainnya. Tak minder dengan profesinya yang halal. Saya bangga dengannya,” tutur Nurfitrah.

Baca juga: Kisah Dua Nenek Renta di Gunungkidul yang Hidup dengan Keterbatasan

Selain sibuk berjualan es dawet dan kuliah, Iksan juga dikenal sebagai aktivis kampus. Ia aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan di kampusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com