Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dua Nenek Renta di Gunungkidul yang Hidup dengan Keterbatasan

Kompas.com - 17/01/2019, 15:36 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Wilayah Desa Gari, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, terletak 2 km dari pusat kota, dan disana sedang berkembangkan wisata kuliner Pasar Argowijil yang banyak dikunjungi wisatawan setiap akhir pekan.

Namun hanya beberapa puluh meter dari lokasi terdapat rumah reot yang ditinggali janda sebatang kara, Ngadirah (70).

Hidup sendiri beberapa tahun terakhir setelah suaminya meninggal sekitar delapan tahun lalu, dan tidak memiliki keturunan. Ngadirah dalam dua hari ini ditemani Jumiyem kakak kandungnya, karena dirinya sedang mengalami sakit radang tenggorokan.

"Kalau untuk menelan makanan sakit, jadi selama beberapa hari ini ditemani kakak," kata Ngadirah dalam bahasa Jawa saat ditemui di rumahnya di dusun Gari, Kamis (17/1/2019)

"Biasanya sendiri apa-apa sendiri, saya tidak punya siapa-siapa," ucapnya.

Baca juga: Kisah Irwan, Petugas Damkar Klaten yang 80 Kali Disengat Tawon Ndas

Sejak suaminya meninggal aktivitas di luar rumah dikurangi. Setiap hari dirinya hanya menghabiskan waktu di sekitar rumah.

Ladangnya tidak lagi digarap karena usia senja, selain itu kambing miliknya belum lama mati. "Kambing saya mati tidak tahu kenapa. Setelah itu saya tidak lagi beraktivitas di ladang," katanya. 

Keterbatasan tersebut, Ngadirah kerap mendapat bantuan dari tetangga sekitar. Namun, di samping itu ia sesekali tetap mengurus ladang guna mendapatkan penghasilan.

Rumahnya pun beberapa waktu lalu ambruk sebagian karena termakan usia, kini dirinya menempati rumah sederhana. Di dalamnya hanya ada satu tempat tidur dan beberapa kursi yang sudah tidak lengkap kondisinya.

Tak jauh dari tempat tidurnya dapur terdapat dua buah tandon air terbuat dari tanah, yang digunakannya untuk memasak.

Sejumlah tiang bambu digunakan untuk menahan rumah agar tidak ambruk.

Baca juga: Kisah Istri TKI Asal Siantar Saat Bertemu Suaminya di Penjara Malaysia

Sebenarnya beberapa kilometer rumah Ngadirah, tinggal Jumiyem, tetapi dia tidak mau merepotkan saudaranya. Warga pun gotong royong kembali memperbaiki rumah janda tersebut dengan biaya seadaanya.

"Lebih enak di rumah sendiri, tidak mau merepotkan," ucapnya.

Kini setiap hari dirinya dikirim makanan oleh tetangga sekitar. "Setiap hari tetangga menyambangi mbah Ngadirah, ada yang bawa makanan, atau sekedar menengok," kata salah seorang tetangga Ngadirah, Kasno.

Kasno mengatakan, Ngadirah tidak mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com