Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piala Adipura Diprotes gara-gara Infrastruktur, Bupati Polewali Mandar Minta Warga Sabar

Kompas.com - 16/01/2019, 12:02 WIB
Junaedi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar membawa Piala Adipura yang baru saja diraih daerah dalam konvoi di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Arak-arakan ini disambut aksi penolakan oleh mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Tubbi Taramanu Bersatu di depan kantor DPRD Polman, Rabu (16/1/2019).

Mahasiswa ini hendak menghadang iring-iringan mobil yang dikendarai Bupati dan rombongan yang membawa piala Adipura, namun berhasil dihalau dan dipagar betis aparat keamanan.

Dalam aksinya, mahasiswa membawa berbagai spanduk dengan tulisan menolak Adipura dan menuntut perbaikan infrastruktur jalan ke Kecamatan Tutar.

Salah satu peserta aksi Irfan Saleri, menuntut pemerintah daerah Polman untuk memperbaiki infrastruktur jalan, pendidikan dan kesehatan yang merata di setiap kecamatan.

Saeri menilai, tidak ada gunanya bagi daerah untuk meraih Adipura saat masyarakat Pesisir masih berkalang dalam kemiskinan. Infrastruktur jalan dan jembatan ke desa itu disebut belum dibangun.

"Sesuai visi misi Bupati, jalan mulus, ekonomi mulus. Membangun desa menata kota. Jangan hanya saat kampanye berjanji, tapi saat sudah menjabat, lupa janjinya. Oleh karena itu, kami dari Aliansi Mahasiswa Bersatu dengan tegas menolak itu Piala Adipura," katanya.

Saleri menilai, banyak anggaran digunakan untuk menghiasi dan menata kota hanya mubazir, sementara jalan–jalan desa, termasuk jalan menuju Tutar masih rusak parah dan belum pernah tersentuh pembanguan pemerintah.

Saleri menilai, Polman tak pantas mendapatkan Piala Adipura saat warganya masih terbelakang dan termiskin di Sulawesi Barat.

Mahasiswa menginginkan, pembangunan infrastruktur di Tutar bisa dilaksanakan karena Tutar juga merupakan bagian dari Polman.

"Jangan hanya di kecamatan lain, sementara kami selalu dilupakan. Coba lihat jalan ke sana, hancur dan tidak pernah diperbaiki. Kami merasa sedih dengan persoalan infrastruktur yang sudah puluhan tahun tidak dibangun," katanya.

Mahasiswa juga menegaskan bahwa Kabupaten Polman termasuk dalam kategori kabupaten tertinggal dan termiskin di Sulbar.

Menanggapi penolakan adipura dari mahasiswa tersebut, Bupati Andi Ibrahim mengatakan, tahun ini Pemkab Polman telah menganggarkan Rp 30 miliar khusus untuk Kecamatan Tutar melalui APBD dan anggaran dari pusat.

Dia meminta warga untuk bersabar karena kondisi ekonomi daerah terbatas.

"Untuk jalan ke Tutar ini kita harus sabar karena butuh biaya yang banyak. Step by step," ungkapnya.

Dia juga menyinggung soal perbaikan jalan dari Kecamatan Alu, Besoanging, Puppurung, yang sudah dalam kondisi bagus. Bahkan, mobil sudah bisa melaluinya.

Jalan ke Tutar, lanjut dia, merupakan jalan strategis provinsi yang sangat panjang. Menurut Andi Ibrahim, tidak cukup jika menggunakan uang APBD di Polman. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat Tutar agar bersabar karena proyek itu membutuhkan biaya yang besar.

Dia pun mengimbau mahasiswa untuk berpikir terbuka dan menghargai Piala Adipura yang diperoleh daerah dengan kerja keras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com