Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi OTT Staf Kemenag yang Minta Jatah Pembangunan Masjid Pascagempa

Kompas.com - 15/01/2019, 22:10 WIB
Fitri Rachmawati,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Kapolres Mataram AKBP Syaiful Alam, Selasa (15/1/2019) menjelaskan kronologi operasi tangkap tangan terhadap Lali Basuki Rahman, aparatur sipil negara (ASN) staf KUA Kemenag Lombok Barat, tersangka kasus pungutan liar pembangunan masjid pascagempa.

Kecurigaan aparat Polres Mataram berawal dari lambannya pembangunan 58 masjid korban gempa di NTB.

Alam mengatakan, aparat Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda NTB, Direskrim Unit Tipikor Polres Mataram menyelidiki penyebab lambannya pembangunan 58 masjid dengan anggaran tahap pertama dari Kementerian Agama sebesar Rp 6 miliar.

"Dari hasil pemantauan kami, proses yang lambat dan tidak maksimal dalam pembangunan masjid di Lombok-Sumbawa (NTB) akhirnya kami mendapat informasi dari masyarakat adanya oknum ASN Kementerian Agama yang meminta jatah 20 persen dari dana pembangunan masjid yang terdampak bencana," kata Kapolres.

Baca juga: Staf Kemenag yang Minta Jatah Pembangunan Masjid Pascagempa Jadi Tersangka

Kapolres juga menjelaskan, jika masyarakat atau pengurus masjid enggan memberi 20 persen dari bantuan Kementerian Agama atau sekitar Rp 50 juta hingga Rp 200 juta, mereka diancam akan mengalami masalah.

"Sehingga para pengurus masjid terpaksa memberikan jatah 20 persen padanya, dan saat OTT Senin lalu, Lalu Basuki ini meminta jatah 20 persen kepada dua pengurus masjid, salah satunya pengurus masjid Baiturrahman Gunung Sari," katanya.

"Beberapa saat setelah menerima uang, Lalu Basuki yang membawa uang dalam amplop dan terbungkus keresek hitam dan ditaruh dalam jok motor, dibekuk tim Direskrim unit Tipikor Polres Mataram," tutur Alam.

Tersangka saat itu mengenakan kemeja putih garis hitam kotak kotak besar dan memakai helm berwarna hitam. Motornya dihentikan oleh aparat beberapa saat setelah menerima uang Rp 10 juta dari pengurus masjid.

Tim penyidik sempat menarik leher baju Lalu dan meminta tersangka membuka jok motor serta mengeluarkan tas plastik (keresek) hitam.

Aparat yang berjumlah tiga orang ini kemudian meminta tersangka membuka plastik hitam itu. Ternyata kantong plastik hitam itu berisi dua amplop yang di dalamnya terdapat uang masing-masing Rp 5 juta dengan pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000.

Baca juga: Polisi OTT Staf Kemenag yang Minta Jatah Pembangunan Masjid Pascagempa

Uang tersebut kemudian diamankan. Polisi juga menyita telepon seluler tersangka. Tersangka kini ditahan sejak Senin kemarin.

Alam menyebutkan, pasca-gempa tercatat pengurus 2.026 masjid mengajukan dana pembangunan masjid dengan kerusakan beragam, mulai dari ringan, sedang dan berat. Dana tersebut berasal dari pemerintah melalui melalui Kementerian Agama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com