Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Harga Tiket Pesawat Naik, 233 Kali Penerbangan Dibatalkan di Bandara Pekanbaru

Kompas.com - 15/01/2019, 18:08 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kenaikan tiket pesawat domestik sangat berdampak terhadap jumlah penumpang di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau.

"Kita lihat statistik angkutan udara mulai 1 sampai 14 Januari 2019, total penerbangan yang dicancel (batal) sebanyak 233 kali penerbangan datang dan berangkat," sebut Executive General Manager Bandara SSK II Pekanbaru Jaya Tahoma Sirait saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (15/1/2019).

"Mengapa cancel, ya karena memang jumlah penumpang turun. Itu dampak dari kenaikan tiket pesawat domestik," sambungnya.

Jaya mengatakan, jumlah penurunan penumpang perhari sekitar 910 orang, jika dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Domestik Mahal, Ini Komentar Wapres Kalla

"Dalam satu hari saja, sejak 1-14 Januari, sampai tiga dan empat pesawat terpaksa ditunda penerbangannya," ujar Jaya.

Menurutnya, penurunan penumpang pesawat domestik mencapai 15 persen, dibandingkan periode-periode tahun yang lalu.

"Relatif penurunan itu terjadi ke semua bandara yang ada tujuan dari dan ke Pekanbaru, diantaranya ke Cengkareng, Medan, Bandung, Kualanamu, Jogja dan Surabaya," ujar Jaya.

Sementara untuk penerbangan internasional, akui dia, saat ini masih relatif stabil.

"Kalau penerbangan internasional relatif masih stabil. Karena salah satunya, saat ini banyak yang sedang berangkat umrah. Jadi jumlah penumpang penerbangan internasional tidak ada penurunan," akuinya.

Jaya juga mengaku bahwa ada masyarakat di Riau yang terbang ke Jakarta dengan transit di Kuala Lumpur, Malaysia.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mahal di Aceh, Gubernur Surati Presiden dan Kemenhub

"Masyarakat (Riau) juga banyak ke Jakarta via Kuala lumpur dan Singapura. Karena (tiket dom mahal), masyarakat akan mencari alternatif yang sesuai dengan kemampuan dia. Kalau mungkin yang berangkat satu atau dua orang, barangkali tidak terlalu beban bagi mereka. Kalau yang berangkat itu banyak, itu menjadi biaya sangat terasa," terang Jaya.

Oleh sebab itu, dia berharap perusahaan maskapai penerbangan mengevaluasi kembali kebijakan tarif dan juga kebijakan bagasi berbayar.

"Kita juga berharap komitmen dari pimpinan maskapai penerbangan, beberapa waktu yang lalu, juga segera bisa diimplementasikan di Bandara SSK II Pekanbaru," sambung Jaya.

Sebab, selain berdampak ke masyarakat, kenaikan tiket pesawat domestik tersebut juga berdampak kepada Bandara SSK II Pekanbaru.

Baca juga: Asosiasi: Harga Tiket Pesawat Turun hingga 60 Persen

"Dampak kerugian yang dirasakan Bandara SSK II Pekanbaru sendiri, yakni berkurangnya pendapatan dan passenger service charge (PSC)," terang Jaya.

Selain harga tiket pesawat domestik mencekik, harga bagasi yang juga mahal menjadi salah satu penyebab menurunnya jumlah masyarakat yang menggunakan angkutan udara.

"Saya saat ini sedang mengkonfirmasi ke Maskapai Lion Air yang akan menerapkan itu (bagasi berbayar). Harga sebenarnya berapa dalam sekelompok berat dan setiap tujuan. Karena data yang saya terima ada dua yang berbeda.

Padahal, kita sebenarnya ingin juga membantu mensosialisasikan ke masyarakat. Tapi saat ini saya belum bisa membantu mensosialisasikannya," ujar Jaya.

"Satu contoh, ada data yang saya terima harga bagasi Pekanbaru-Cengkareng harganya Rp600 ribu kalau beratnya 20 kilogram, dan masih ada yang dibawah (harga) itu, yakni Rp380 ribu. Lalu saya bertanya, harga yang mana yang mau dipakai sebagai acuan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com