Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

AIMAN: Anak Hilang dan Organ Lenyap

Kompas.com - 15/01/2019, 05:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

36 Jam Menghilang, Ternyata Tak Jauh dari Rumah

Pada malam itu, keluarga tak menemukan satupun petunjuk hingga pencarian dihentikan. Pada keesokan hari pencarian dilanjutkan sejak pagi hari, namun lagi-lagi seharian tidak menemukan korban.

Alhasil setelah belasan jam mencari, ternyata Nujurmudin ditemukan justru tak jauh dari rumahnya. Padahal sebelumnya menurut kakak tiri korban, Abdurahman, Ia dan pencari lainnya melewati jalan di mana ditemukan jenazah korban. Janggal! Jadi di mana Jenazah Nujurmudin selama 36 jam terakhir?

Kejanggalan demi Kejanggalan

Kejanggalan kedua adalah korban ditemukan dalam kondisi sejumlah organ vitalnya hilang. Tetapi yang aneh, tidak ada satupun jejak darah  apalagi organ tubuh di sekeliling wilayah dekat dimana jenazah ditemukan.

Jika dibunuh di tempat yang sama, pasti akan terdapat petunjuk yang bisa digunakan penegak hukum untuk mendalami kasus ini.

Faktanya tidak ada satupun petunjuk. Sehingga polisi menyimpulkan, eksekusi pembunuhan korban dilakukan di tempat yang berbeda. Inilah mengapa, korban sempat hilang 36 jam, sebelum jenazahnya ditemukan. 

Kejanggalan ketiga adalah organ tubuh yang hilang adalah organ tubuh yang sangat mahal bahkan bisa miliaran rupiah di jual di pasar gelap.

"Bisa miliaran untuk satu organ, hati misalnya," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Arist Merdeka Sirait, yang diwawancara Program AIMAN, yang tayang setiap pukul 8 malam di KompasTV. 

Kesamaan pada Kasus Pencurian Organ Tubuh Anak

Meski demikian, kesimpulan apakah korban "dimangsa" sindikat perdagangan organ tubuh atau tidak, masih menunggu keputusan hasil penyelidikan Polisi. Jika jawabannya iya, maka ini adalah kejadian pertama yang berhasil diungkap polisi sepanjang sejarah.

Kejadian serupa sebenarnya pernah terjadi di Kampar, Riau, pada Maret 2016. Korban bernama Angelika berusia 11 Tahun. 

Arist Sirait sempat datang menemui keluarga Angelika Boru Pardede dan melakukan pengamatan di Jasad anak ini dari hasil forensik. Arist mengungkapkan, kejanggalan Angelika dan Nujurmudin, sama!  Hasil penyelidikan polisi terhadap kasus Angelika belum tuntas hingga nyaris 3 tahun berlalu.

Meski baru 2 pekan hilang, Angelika ditemukan tinggal kerangka.

"Seluruh organ vitalnya lenyap tak berhasil ditemukan. Ada pula kesamaan dengan kejadian yang belum lama ini dibongkar atas perdagangan organ tubuh anak di Nepal yang akan dijual ke India. Sayatannya sama persis dengan yang terjadi pada Nujurmudin!" kata Arist.

Bukan soal berapa jumlah korban, tetapi sampai kapan kejadian serupa akan terus berulang.

Penyelidikan harus tuntas dilakukan.

Saya Aiman Witjaksono...

Salam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com