KOMPAS.com - Kawanan gajah liar mengamuk dan merusak satu unit rumah serta perkebunan warga di Desa Kilometer 8 SP3, Kecamatan Simpang Kramat, Aceh Utara, Jumat (10/1/2019).
Melihat amukan kawanan gajah tersebut, warga berlarian menyelamatkan diri. Berdasarkan laporan warga, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa tersebut.
Namun, warga untuk sementara tidak pergi ke kebun karena khawatir kawanan gajah akan datang kembali.
Petugas dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh segera meninjau lokasi kejadian. Warga berharap, kawanan gajah liar tersebut segera kembali ke habitatnya di hutan.
Inilah fakta di balik amukan kawanan gajah liar di Aceh:
“Masyarakat pemilik kebun menyebutkan sekitar 25 gajah liar masuk ke pemukiman dan perkebunan warga,” kata Iskandar.
Menurut laporan yang diterima Iskandar, sebagian gajah merusak kebun warga, namun hanya tiga gajah yang masuk ke kawasan pemukiman penduduk.
Satu unit rumah yang rusak dilaporkan milik Ismail. Sedangkan tanaman sawit dan tumbuhan lainnya seperti pinang, cokelat, karet, yang rusak milik Zulfikar, Hamdani, Deni, Ismail dan Mak Lan.
“Luas pasti saya tidak tahu. Tapi, ditaksir puluhan hektar kebun warga rusak,” katanya.
Baca Juga: Kawanan Gajah Liar Rusak Rumah dan Puluhan Hektare Kebun Warga di Aceh Utara
“Gajah itu awalnya di sepanjang daerah aliran sungai Krueng Bare, kini bergeser ke Krueng Campli. Itu masih area perkebunan dekat dengan milik petani,” ujar Iskandar, Camat Simpang Kramat, Minggu.
Iskandar mengatakan, informasi yang diperoleh, sebagian gajah juga berada di area perkebunan sawit milik PT Bumo Tari, perusahaan swasta perkebunan sawit di daerah itu.
“Karena itu sebagian besar petani belum berani ke kebun. Sebagian memberanikan diri dengan ekstra hati-hati,” katanya.
Baca Juga: Kawanan Gajah Masih Berkeliaran di Pemukiman, Petani Aceh Utara Takut ke Kebun