Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asita Kepri: Harga Tiket Naik dan Kebijakan Zero Bagasi Bikin Wisatawan Lari

Kompas.com - 11/01/2019, 16:06 WIB
Hadi Maulana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Pasca diberlakukannya tarif tinggi dan zero bagasi, membuat sejumlah wisatawan nusantara (Wisnus) membatalkan kunjungannya ke Batam, Kepulauan Riau.

Hal ini disampaikan Sekjen DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Kepulauan Riau (Asita Kepri) Febriansyah saat menggelar konferensi pers di Batam, Jumat (11/1/2019).

Menurut Febri, begitu panggilan akrabnya hal ini dikarenakan naiknya harga tiket yang memang diluar kendali.

"Menurut kami naiknya sudah tidak wajar lagi, salah satu contoh tujuan Pekanbaru-Batam yang biasanya dikisaran Rp 280.000, kini menjadi kisaran Rp 650.000," kata Febri.

Baca juga: Bagasi Lion Air Kini Berbayar, Penumpang Mengaku Kecewa

"Dan karena tingginya harga tiket, wisnus tersebut malah memilih berkunjung ke Singapura dan Malaysia yang memang harga tiketnya jauh lebih murah dan sama sekali tidak ada diberlakuan zero bagasi," kata Febri menambahkan.

Febri mengaku hal ini tidak saja dialami satu agen travel, melainkan beberapa agen travel yang ada di Batam.

Biasanya, lanjut Febri para wisnus yang ingin ke Singapura dan Malaysia terlebih dahulu berkunjung ke Batam. Namun dengan tingginya harga tiket saat ini, tujuan ke Batam langsung dibatalkan.

"Kalau ribuan belumlah, yang jelas sudah ratusan yang membatalkan untuk berkunjung ke Batam dari beberapa agen travel ya g tergabung di Asita Kepri," jelasnya.

Baca juga: Tanggapan Ketua Komisi V soal Penumpang Lion Air Harus Bayar Bagasi

Senada juga diungkapkan Ketua Asita Kepri Andika Lim yang mengatakan diberlakukannya tarif tinggi dan zero bagasi saat ini cepat atau lambat akan berpengaruh terhadap kunjungan wisata di Indonesia.

Selain itu hal ini juga dapat mematikan pelaku usaha UMKM di Kepri.

"Kebijakan zero bagasi akan menambah biaya bagi penumpang yang membawa barang-barang lebih. Hal ini akan membuat wisnus malas membawa oleh-oleh akibat dikenai biaya. Harganya pun cukup mahal Rp100 ribu lebih untuk 5 kg," katanya.

Saat ini, lanjut Andika pihaknya sudah menyurati Gubernur Kepri terkait keluhan ini.

Baca juga: Viral Koper Penumpang Rusak di Bagasi, Ini Penjelasan Garuda Indonesia

Tidak itu saja, Andika juga berharap pihak Airline bisa meninjau kembali pemberlakuan bagasi ini, agar pariwisata di 2019 ini bisa lebib baik dari tahun tahun sebelumnya.

"Wisnus 2018 mencapai 2.316.143 orang per November dan diperkirakan mencapai Rp 2,5 juta per Desember. Kami yakin angka ini akan turun seiring dengan pemberlakuan tarif tinggi dan zero bagasi," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com