Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diguyur Hujan Deras, Polsek dan Asrama Polisi Terendam Banjir

Kompas.com - 11/01/2019, 10:14 WIB
Junaedi,
Khairina

Tim Redaksi


MAMASA,KOMPAS.com – Hujan deras yang terus menguyur sejak Kamis (10/1/2019) pagi mengakibatkan Polsek Mamasa dan kompleks asrama polisi di di Tatoa’, Kelurahan Mamasa, Mamasa, Sulawesi Barat tergenang banjir, Jumat (11/1/2019).

Banjir setinggi 30 sentimeter merendam halaman polsek bahkan masuk ke rumah–rumah polisi. Penghuni asrama terpaksa mengeevakuasi perabotan mereka ke tempat lebih tinggi agar tidak terendam banjir.

Sejumlah kendaraan yang terpakir di kompleks asrama polisi juga ikut terendam banjir.

Banjir kali ini selain dipicu curah hujan tinggi sejak dua hari terakhir, juga dipicu tersumbatnya sejumlah saluran atau drainase di pemukiman warga dan asrama polisi.

Baca juga: 2019, Pemkot Bandung Fokuskan Penanganan Banjir di Gedebage

Selain merendam asrama dan kantor polisi, banjir juga menggenangi sebagian jalan raya hingga mengakibatkan sejumlah pengendara yang melintas berhati-hati agar tidak terperosok di lubang jalan atau selokan di sisi jalan.

Bripka Awaluddin, salah seorang anggota polisi yang yang tinggal di asrama mengatakan, asrama yang ia tempati bukan baru pertama kali terendam banjir. Setiap kali hujan deras selalu kebanjiran. Hal itu diakibatkan drainase yang buruk dan tak kunjung diperbaiki.

“Banjir ini sudah sering kali terjadi setiap kali hujan deras. Penyebabnya, selain curah hujan tinggi juga karena memang selokan tersumbat hingga pemukiman warga terendam,” jelas Bripka Awaluddin.

Awaluddin berharap, pemerintah segera memperbaiki drainase yang rusak dan mengalami sedimentasi sehingga Polsek Mamasa tidak menjadi langganan banjir setiap kali hujan deras.

Meski terendam banjir, pelayanan masyarakat di kantor polisi tidak berhenti. Seperti biasa, aktivitas kantor tetap berjalan, sementara anggota polisi yang terendam banjir tetap menjalankan tugas seperi biasanya. 

Kompas TV Aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi sehingga erupsi susulan masih akan terjadi. Terkait kondisi ini pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengimbau masyarakat yang ada di aliran sungai yang berhulu langsung dengan Gunung Agung agar tetap waspada terhadap terjadinya banjir lahar dingin di musim hujan seperti saat ini. Terlebih saat ini di Lereng Gunung Agung masih tersisa abu vulkanik yang terkumpul pasca-erupsi sehingga sisa-sisa material dengan mudah dibawa air hujan dan akan melawati sejumlah sungai yang berhulu langsung dengan Gunung Agung serta membahayakan masyarakat yang berada di bantaran sungai. Selain itu PVMBG juga melarang masyarakat ataupun wisatawan melakukan pendakian karena sangat berbahaya dan erupsi bisa terjadi kapan saja. Sampai saat ini pihak PVMBG masih menetapkan status Gunung Agung siaga level III dengan radius 4 kilometer dari puncak kawah. Selain itu masyarakat diminta untuk mematuhi informasi mitigasi resmi yang dikeluarkan PVMBG agar petugas dengan mudah melakukan evakuasi jika Gunung Agung kembali erupsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com