Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegaran Bocah Dinda, Terkena Lumpuh Layu Tapi Ingin Tetap Sekolah

Kompas.com - 11/01/2019, 06:30 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com - Papan plywood dengan ketebalan satu sentimeter yang memilik roda plastik di empat sisinya itu teronggok di sudut rumah yang kumuh yang berdebu.

Roda kecilnya dibiarkan saja masuk ke bagian lantai yang telah terkelupas. Kursi roda yang usang dan sudah berkarat juga dibiarkan terdiam di dekat kasur usang yang dihamparkan di lantai di ruangan rumah bagian belakang.

Dinda Putri Aprilia (6) terlihat sigap menyeret kedua kakinya yang lunglai menuju teras rumah menemui teman teman kecilnya yang sudah menunggu.

Beruntung hari ini Shiva (4), Gamma (1,5) dan sejumlah anak balita lainnya berkumpul di teras rumahnya, sehingga ada teman bermain dengannya di saat kakanya Siswanto (21) mengantar ibunya Minah (44) berobat ke puskesmas terdekat.

Tangan Dinda cekatan menciduk tanah dari ceruk lantai semen rumahnya yang telah rusak. “Saya mau masak sayur,” ujarnya ceria, Kamis (10/10/2019).

Baca juga: Lumpuh Layu, Kakak Beradik di OKI Hanya Bisa Berbaring Bertahun-tahun

Tak lama Siswanto terlihat pulang dengan mengendarai motor butut warisan almarhum bapaknya.

Dia langsung menuju dapur rumah yang terletak di bagian belakang rumahnya untuk memasak air untuk minum.

Dia terpaksa libur dari pekerjaannya sebagai buruh konveksi hari ini agar bisa mengantar ibunya berobat.

Hari ini terpaksa dia ikhlaskan jika gajinya nanti akan dipotong perusahaan. Kegiatan rutin tersebut dilakukan setiap seminggu sekali.

“Ibu habis dioperasi kakinya karena luka akibat diabetes. Luka di kakinya sudah mulai pulih. Masih ngantri saya tinggal pulang jagain Dinda,” katanya.

Baca juga: Lumpuh Layu, Indri Tetap Semangat Sekolah

Dinda yang bermain di teras rumah bersama teman temannya hari ini terlihat ceria. Sesekali tubuh bagian kaki mungilnya diseret mengikuti anak anak balita yang berlarian ke sana kemari.

Di beberapa bagian kaki Dinda terlihat menghitam dan menebal karena bergesekan dengan lantai rumah yang terbuat dari semen.

“Biar ada papan beroda, itu diberi sama seseorang agar mudah bergerak, tapi nggak juga dipakai. Ada jug kursi roda dari tetangga juga enggak dipakai. Dia lebih suka ngesot,” ujar Siswanto.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com