Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Bergerak, BPBD Bima Pasang Alat Deteksi Longsor

Kompas.com - 09/01/2019, 17:47 WIB
Syarifudin,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), memasang alat canggih pendeteksi longsor di titik rawan.

Satu paket alat canggih ini disebut early warning system (EWS). Alat tersebut berfungsi untuk mendeteksi pergerakan tanah yang berpotensi bencana longsor.

"Satu paket alat pendeteksi ini adalah bantuan dari BNPB. Dengan alat tersebut, maka potensi longsor dapat dipantau," kata Kepala BPBD H Taufik, kepada Kompas.com, Rabu (9/1/2019).

Menurut dia, alat canggih pendeteksi dini itu lebih mudah menganalisis dan memantau potensi longsor setiap saat. Jika terjadi pergerakan tanah, maka alat tersebut mampu memberikan sinyal dan memicu suara seperti bunyi sirine.

Baca juga: Tanah Bergerak, Satu Rumah di Bima Ambrol

"EWS ini sama seperti alat pendeteksi tsunami. Jika terjadi retakan, alat tersebut akan mendeteksi pergeseran tanah serta memicu suara yang bisa dijadikan sebagai aba-aba atau tanda untuk waspada dan bersiaga," ujar dia.

Taufik menyebutkan, lokasi pemasangan alat itu baru dilakukan di satu titik yakni Desa Kuta, Kecamatan Lambitu. Pemasangan alat itu dilakukan oleh tim ahli BPBD bersama perusahaan Gajah Mada di puncak desa setempat.

Pemasangan alat pendeteksi dini itu, kata dia, untuk mengantisipasi musim penghujan yang mulai berlangsung dan kewaspadaan terhadap bencana longsor.

"Alat ini akan membantu warga maupun petugas dengan adanya peringatan berkala saat terjadi pergeseran tanah," kata dia.

Sebelumnya, BPBD telah memetakan Desa Kuta sebagai wilayah yang berpotensi longsor. Taufik mengaku, pihaknya memetakan tingkat kerawanan longsor tersebut mengacu pada zona kawasan yang berpotensi mengalami pergerakan tanah.

"Pergerakan tanah itu sebenarnya sudah lama dan teridentifikasi memiliki potensi longsor. Sehingga pada saat itu kita minta alat dipasang untuk mendeteksi pergerakan tanah di Desa Kuta jika terjadi longsor," ujar dia.

Baca juga: Tanah Bergerak Kembali Landa Sukabumi, 18 Rumah Rusak

Taufik mengaku, kondisi tanah di desa setempat diperkirakan terus bergerak selama musim penghujan. BPBD juga terus memantau retakan dengan melakukan mitigasi bencana untuk mengantisipasi longsor.

Dengan kondisi tanah retak dan bergerak, pihaknya mengimbau warga untuk mewaspadai tanda-tanda risiko tanah longsor seperti retakan yang memanjang dan memotong jalan di sekitar pemukiman warga setempat.

"Kami minta agar tetap waspada. Jika ada pergerakan tanah seperti tanda-tanda longsor, warga segera melapor ke tim reaksi cepat di BPBD," harap dia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com