SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 72 Bus Rapit Transit (BRT) Trans Semarang, Jawa Tengah dikonversi dari bahan bakar solar ke bahan bakar gas. Konversi solar ke gas secara simbolik dimulai pada Rabu (9/1/2019) di Patra Semarang.
Penggunaan gas untuk Bus Trans-Semarang bekerja sama dengan Pemerintah Toyama, Jepang. Melalui teknologi negeri sakura, emisi karbon dari kendaraan diubah agar menjadi lebih ramah lingkungan.
"Konversi solar ke gas pada BRT Semarang dilakukan untuk 72 bus. Ini menggunakan teknologi Jepang. 40 persen gas kaca emisi karbon ditekan," ujar Walikota Toyama, Jepang, Masashi Moridi, di Semarang, Rabu (9/1/2019).
Pemerintah Kota Toyama dan Pemerintah Kota Semarang sendiri telah menjalin kerja sama kemitraan, terutama di bidang lingkungan hidup. Salah satu realisasi yang diwujudkan yaitu dengan konversi dari solar ke gas.
Baca juga: Kemenhub Ingin Angkutan BRT Berkembang di Daerah
Masashi menegaskan, konversi solar ke gas di BRT menggunakan teknologi Jepang adalah proyek kolaborasi yang pertama di Indonesia.
Pihak Jepang berharap, kota lain di Indonesia meniru yang dilakukan Semarang.
"Ini proyek kolaborasi pertama, di bidang transportasi pertama di Indonesia. Semoga berkembang di kota lain di Indonesia," tambahnya.
"Teknologi ini rendah karbon dan prinsip berkelanjutan," tambahnya.
Hadir dalam konversi solar ke gas di BRT Semarang yaitu Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiadi, Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan