PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Markus, seorang pria yang dalam keadaan mabuk dan positif mengonsumsi narkoba, menyetir truk secara ugal-ugalan.
Pria 30 tahun ini memotong persimpangan empat jalan dengan langsung berbelok ke kanan, tanpa memutari bundaran persimpangan itu, dengan kecepatan tinggi. Ia kemudian menabrak pengguna jalan lain dari arah berseberangan.
Juhari (38), seorang guru SMP yang mengendarai sepeda motor jenis Honda Revo, bersama tiga orang anaknya yang masih kecil-kecil, menjadi korbannya.
Juhari dan anak keduanya, Ahmad Dhafari (7) yang duduk persis di belakangnya tewas akibat kejadian ini.
Anak bungsunya, Ahmad Faeyzafari (5) mengalami beberapa luka, dan langsung dibawa ke klinik terdekat.
Sementara anak sulungnya, Ahmad Ghifari (11), hingga berita ini ditulis, masih menjalani perawatan serius di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
Baca juga: Diduga akibat Sopir Mabuk, Kecelakaan Beruntun di Bandung Tewaskan Pesepeda Motor
Kecelakaan lalu lintas itu terjadi di Jalan Padat Karya I, Kawasan Bundaran Monyet, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, 10 kilometer dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (8/1/2019) pagi.
Sebelum kecelakaan itu terjadi, seperti biasa, Juhari terlebih dahulu mengantarkan anak-anaknya ke sekolah, untuk kemudian berangkat mengajar di SMP Negeri 5 Kumai.
Wagiman, guru di SMA Negeri 1 Kumai, yang lokasinya tak jauh dari kecelakaan lalu lintas itu, bersama warga, lantas melarikan Juhari dan dua anaknya ke rumah sakit, dengan menumpang sebuah pikap yang lewat di jalan itu.
Wagiman mengatakan, Juhari meninggal dunia tak lama setelah tiba di rumah sakit. Beberapa jam kemudian anak keduanya pun mengembuskan napas terakhirnya. Sebelum dievakuasi, tubuh bapak dan dua anaknya itu sudah terkapar di tepi jalan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.