Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Lapas Ambon: Kalau Ada Oknum yang Terlibat akan Ditindak Tegas

Kompas.com - 07/01/2019, 18:15 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


AMBON, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Ambon La Samsudin mengatakan, akan menindak tegas oknum pegawainya jika bukti membantu memasukan barang terlarang ke dalam lapas yang dipimpinnya.

Peredaran sabu dan minuman keras terungkap di Lapas Kelas II A Ambon setelah Satgas Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) dari Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Provinsi Maluku menggelar razia di lapas tersebut akhir pekan kemarin.

“Kalau dalam pemeriksaan ada ditemukan (petugas) yang terlibat, akan ditindak tegas,” kata La Samsudin, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (7/1/2019).

Baca juga: Razia di Lapas Ambon, Petugas Temukan Sabu dan Kaleng Miras

Dia mengungkapkan, terkait masalah itu pihaknya akan melakukan evaluasi penuh terhadap sistem pengamanan di lapas dan juga mengevaluasi hasil pemeriksaan yang dilakukan terkait dengan kasus yang saat ini diselidiki.

Dia menyebut, razia dan penggeledahan yang dilakukan petugas lapas dan tim dari Kanwil Hukum dan HAM Maluku itu merupakan kegiatan rutin.

“Sidah rutin kami lakukan ya, itu sudah menjadi tugas pokok kami dan itu bukan satu kali dalam sebulan, tapi tiga sampai empat kali dalam sebulan,” kata dia.

Saat disinggung mengenai sabu yang ditemukan di dalam lapas yang dipimpinnya itu, La Samsudin mengaku belum mengetahuinya secara pasti.

Dia hanya mengatakan kalau barang bukti yang ditemukan di dalam lapas masih dalam proses penyelidikan.

Baca juga: Kabur Sejak November 2018, Satu dari 8 Tahanan Lapas Timika yang Kabur Ditangkap

“Sementara ini masih didalami dan diproses. Saat ini dua narapidana kami yang mengganggu keamanan itu langsung kita pindahkan ke Rutan Ambon,” kata dia.

Kepala Kanwil Hukum dan HAM Maluku Thoib mengatakan, saat ini pihaknya masih mendalami adanya dugaan keterlibatan oknum pegawai lapas Kelas II A Ambon dalam kasus tersebut.

“Baru dalam proses pendalaman karena itu memang tentu harus dengan investigasi yang baik,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com