Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keraton Surakarta Kubur Kepala Kerbau di Hutan Krendowahono, Ini Maknanya

Kompas.com - 07/01/2019, 15:55 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Keraton Kasunanan Surakarta menggelar upacara adat Mahesa Lawung dengan mengubur kepala kerbau di Hutan Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (7/1/2019).

Upacara diikuti para abdi dalem dan sentana dalem Keraton Surakarta, diawali dengan prosesi doa bersama di pendapa pagelaran Keraton Surakarta. Doa bersama dipimpin oleh ulama Keraton Surakarta.

Upacara berlangsung secara turun temurun itu juga dihadiri kerabat Keraton Surakarta seperti GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, KPH Satriyo Hadinagoro, KP Eddy Wirabhumi dan lainnya.

Setelah didoakan, kepala kerbau dan sesaji seperti makanan atau hasil bumi dibawa para abdi dalam dan sentana dalem ke Hutan Krendowahono yang jaraknya sekitar 15 kilometer dari Keraton Surakarta.

Baca juga: Naik Kereta Garuda Kencana, Raja Keraton Surakarta Sebar Koin ke Warga

Menurut kerabat Keraton Surakarta KPH Satriyo Hadinagoro, upacara adat Mahesa Lawung rutin digelar setiap tahun oleh Keraton Surakarta pada Senin atau Kamis Rabiul Akhir atau hari ke 10 di bulan Sura dalam kalender Jawa.

Upacara adat ini untuk membuang kebodohan atau sifat-sifat buruk yang ada pada diri manusia. Sehingga upacara adat Mahesa Lawung dilakukan dengan cara mengubur kepala kerbau di Hutan Krendowahono.

"Kalau kita guyon waton itu, "bodo lunga-longo koyo kebo (kerbau)". Kerbau digambarkan sebagai hewan yang bodoh. Bodo lunga-longo itu kan kepalanya, dengan kepala kerbau kita pendam (kubur) artinya itu supaya kita tidak bodoh," jelas Satriyo.

Upacara adat Mahesa Lawung, kata Satriyo juga sebagai wujud Keraton Surakarta untuk melestarikan warisan peninggalan para leluhur atau pendahulu. Jika upacara itu tidak digelar maka akan menyalahi hukum adat keraton.

Baca juga: Lestarikan Adat, Keraton Surakarta Gelar Wilujengan Nagari Mahesa Lawung

"Keraton itu harus menganut paugeran (aturan) dan tata cara itu harus dilakukan. Karena kita sudah tidak lagi merupakan suatu negari yang punya teritorial. Jadi, kita sekarang bagaimana menguri-uri dari pada peninggalan para leluhur," katanya.

Lebih jauh, Satriyo menjelaskan, dipilihnya Hutan Krendowahono sebagai tempat kepala kerbau dikubur karena Keraton Surakarta berada di tengah empat unsur (pancer). Di mana sebelah utara keraton Hutan Krendowahono, sebelah timur Gunung Lawu, sebelah selatan Laut Selatan dan sebelah barat Gunung Merapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com