Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan Sewakan Tanah 2.500 Hektar Milik Keluarga untuk KEK di Sumsel

Kompas.com - 06/01/2019, 09:26 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan)  Ryamizad Ryacudu menyewakan tanah milik keluarganya seluas 2.500 hektar yang berada di Sungsang, Kecamatan Banyuasin, Sumatera Selatan untuk dijadikan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Hal itu diketahui setelah Gubernur Sumsel Herman Deru mengadakan rapat bersama Menhan di Griya Agung, Palembang untuk membahas perluasan wilayah KEK, Sabtu (5/1/2019).

Dalam rapat tersebut, pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan meminta permohonan revisi lahan KEK yang mana sebelumnya dalam Keputusan Presiden (Kepres) seluas 2.030 hektar.

Dari total 2.030 lahan tersebut, 67 hektar telah berhasil dibebaskan dengan menggunakan dana APBD sebanyak Rp 50 miliar. Namun, biaya pembebasan lahan itu menjadi kendala pemerintah setempat sehingga akan memperlambat terbentuknya KEK di Sumsel.

Baca juga: KEK Pangandaran, Obat Kekecewaan Ridwan Kamil 

Herman Deru menjelaskan, untuk satu hektar lahan membutuhkan biaya sebesar Rp 800 juta. Sedangkan 2.030 hektar lahan harus dibebaskan menggunakan dana APBD.

Setelah direvisi, Gubernur Sumsel menemukan solusi dengan memakai lahan milik keluarga Menhan seluas 2.500 hektar yang berada di Kabupten Banyuasuin untuk digunakan sebagai lokasi KEK.

"Dari hasil rapat, Menhan Ryamizad setuju untuk digabungkan lahan tersebut dengan wilayah KEK tanpa harus ada ganti rugi. Namun, untuk hasilnya itu ‘B to B’ antara PT Sriwijaya Mandi Sumsel (SMS) selaku pengelola KEK dengan PT Tri Patria Grup milik keluarga Ryamizad Ryacudu," kata Herman Deru usai rapat.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Menhan, Deru mengaku mereka kini akan mengajukan revisi kepemerintah pusat soal lahan yang akan di gunakan sebagai lokasi KEK di Sumsel.

 Baca juga: Menhan Anggap Para Pembunuh 31 Pekerja di Papua adalah Separatis, TNI Harus Turun

"Sudah dibentuk tim revisi untuk menyusun percepatan dokumen tersebut. Ditargetkan, dokumen ini mampu diselesaikan sebelum pertengahan tahun sehingga saat pertengahan tahun sudah dapat jalankan. Untuk lahan lama yang belum dibebaskan dihentikan sementara, karena memang biaya yang besar, "ujarnya.

Sementara itu,  Direktur Utama (Dirut) PTSMS , I Gusti Surya Negara menerangkan, sejauh ini ada 15 investor yang tertarik untuk membangun industri dikawasan KEK Sumsel.

"Dari 15 investor, empat diantaranya investor asal Korea yang sudah tertarik. PT Pusri juga tetarik untuk membangun pabrik disini," kata Gusti.

Gusti menerangkan, untuk target revisi KEK direncanakan rampung pada April mendatang. Sehingga akan mempercepat proses pembuatan lokasi KEK.

“Pasti berhasil mencapai target. Terlebih lagi, sekarangkan ada kemudahan USS begitu mengajukan izin dan dikeluarkan boleh dilakukan pembangunan dengan komitmen untuk memenuhi administrasi,” ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com